Peselancar Dunia Enggan Uji Ombak di Pantai Selatan Garut

Papan-papan peringatan larangan berenang di pantai selatan Garut tersebar di sejumlah titik, tapi banyak turis yang mengabaikannya.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 17 Mei 2017, 16:02 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2017, 16:02 WIB
Alasan Papan Larangan Berenang di Pantai Selatan Bukan Pajangan
Papan-papan peringatan larangan berenang di pantai selatan Garut tersebar di sejumlah titik, tapi banyak turis yang mengabaikannya. (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo Putro)

Liputan6.com, Garut - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, menegaskan ombak di pantai selatan Garut, Jawa Barat, sangat berbahaya dan tidak cocok digunakan sebagai area wisata air di sepanjang pantai.

"Ombaknya sangat tinggi, makanya kita harus waspada," ujar Kepala BPBD Kabupaten Garut Dadi Djakaria di Garut, Rabu (17/5/2017).

Menurutnya, ombak sepanjang pantai selatan Kabupaten Garut semakin berbahaya saat di musim hujan. Ketinggiannya biasanya antara 2-3 meter, bahkan ketinggian ombak pantai selatan Garut sesekali mencapai 4 meter.

"Laporannya pada beberapa kesempatan pernah sampai empat meter lebih juga di pantai selatan," katanya.

Menurut Dadi, selain ombaknya yang ganas, kondisi karang di sepanjang pantai selatan Jawa Barat, termasuk Garut, terbilang tajam. Karena itu, pemerintah setempat dinilai perlu memperketat pengamanan di sepanjang 80 kilometer garis pantai Garut. Hal itu penting untuk mencegah korban jiwa terus berjatuhan gara-gara terseret dengan ombak pantai selatan.

"Makanya, daerah pantai yang menjadi tempat wisata, Disparbud (Dinas Pariwisata dan Budaya) telah memasang papan peringatan hati-hati kepada pengunjung," katanya.

Khusus dalam sepekan ini, tingginya gelombang laut pantai selatan Garut yang terjadi saat ini menyebabkan banyak menimbulkan korban jiwa para wisatawan. Tercatat tiga wisatawan dari luar kota Garut menjadi korban keganasan ombak pantai selatan Jawa Barat akibat nekat berenang meski telah diperingati lewat sejumlah papan peringatan.

Camat Caringin, Engkos Hardi mengakui, derasnya ombak pantai selatan Garut tidak cocok untuk digunakan sebagai area bermain wisata air. Bahkan, peselancar dunia pun enggan menguji ombak di pantai selatan Garut.

"Sangat berbahaya, sebab selain ombaknya deras, karangnya curam dan tajam," kata dia.

Ia menambahkan, saat musim peralihan cuaca seperti saat ini, kecenderungan air pasang kerap terjadi hampir di sepanjang pantai selatan Garut. "Kalau sudah seperti itu, mana ada warga sekitar yang mau berenang, melaut pun harus pilih-pilih jalur," kata dia.

Untuk mempertahankan mata pencaharian, warga sekitar yang didominasi sebagai nelayan tradisional, terpaksa mencari jalur lain yang jaraknya berjauhan dari lokasi tempat pelelangan ikan Rancabuaya yang digunakan nelayan selama ini.

"Ya biar mereka bisa melaut, sebab bagaimana lagi itu mata pencaharian mereka," ujar Engkos.

Turis Tetap Bandel

Alasan Papan Larangan Berenang di Pantai Selatan Bukan Pajangan
Papan-papan peringatan larangan berenang di pantai selatan Garut tersebar di sejumlah titik, tapi banyak turis yang mengabaikannya. (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo Putro)

Sementara itu, 13 santri Pondok Pesantren Hidayatullah, Kota Depok yang terseret ombak ganas di Pantai Cidora Rancabuaya, Desa Purbayani, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat, sudah diperingati warga agar tidak bermain air di bibir pantai karena kondisi ombak sedang pasang.

"Sudah dilarang, tapi mereka tetap berenang. Padahal sudah ada papan pengumuman dilarang berenang," ujar Aslin (60), warga Kampung Cidora, Rabu (17/5/2017).

Menurutnya, dalam sepekan terakhir kondisi ombak pantai selatan Garut memang tengah pasang. Tak ayal, warga menjauh dari pinggir pantai. "Anak-anak yang tenggelam itu sempat terlihat dulu dan kami ingatkan," kata dia.

Selang beberapa saat pasca-peringatan lisan disampaikan warga sekitar, belasan pelajar kelas IX itu tersapu ombak besar pantai selatan. "Saat pertama kali lihat, warga lalu bawa pelampung dan ban untuk membantu, tapi sulit untuk ditolongnya," katanya.

Papan-papan peringatan larangan berenang di pantai selatan Garut tersebar di sejumlah titik, tapi banyak turis yang mengabaikannya. (dok. Basarnas Jawa Barat)

Engkos Hardi menambahkan, musibah yang menimpa belasan siswa tersebut bisa dihindarkan jika mereka patuh aturan. "Boro-boro berenang, warga sini saja tidak berani untuk bermain air sekitar pantai karena ombaknya besar," ujar dia saat dikonfirmasi.

Khusus di lokasi terseretnya para korban, Engkos mengklaim lembaganya telah berupaya membuat papan pengumuman hampir sepanjang pantai yang biasa didatangi para wisatawan. "Silakan cek saja, papan pengumuman (larangan bermain air) banyak sekali," kata dia.

Dalam pencarian pagi ini ujar dia, tim SAR gabungan mulai melakukan pencarian, petugas yang dibagi dalam tiga tim ini mulai menyisir beberapa titik untuk menemukan korban. "Kebetulan lokasi tempat para korban terseret dekat palung laut, mungkin difokuskan di sana," ujar Engkos.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya