Sejarah Kelam Si Pembunuh Bocah yang Tewas Dalam Karung

Pembunuh bocah yang ditemukan tewas dalam karung di Palembang itu mengaku masih sering dihantui korbannya.

oleh Nefri Inge diperbarui 26 Mei 2017, 12:50 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2017, 12:50 WIB
KPAI Palembang Desak Hukum Berat Pembunuh Bocah Dalam Karung
Pasca-ditemukannya jasad Nur Fadilah di dalam karung, warga melakukan penjagaan kampung dengan senjata tajam. (Liputan 6 SCTV)

Liputan6.com, Palembang - Tersangka kasus pembunuhan bocah dalam karung, Ican (32) menceritakan kronologi kejadian secara lengkap. Pada Jumat, 19 Mei 2017 sekitar pukul 14.00 WIB, Ican melihat korban sedang asyik bermain sendirian di dekat rumahnya. Ia lalu memanggil korban dengan alasan dipanggil oleh Jamilah.

"Saat dia mendekat, saya langsung ajak masuk ke dalam kamar. Saat saya lakukan pencabulan, dia berontak. Saya spontan langsung membekap mulutnya dan mencekiknya hingga tewas," ujarnya.

Karena takut ketahuan, Ican lalu cara untuk menyembunyikan jasad korban. Ia lalu mengambil karung di dapur rumah dan memasukkan jasad korban.

Karung tersebut lalu diseretnya ke dalam kolong ranjang kamarnya. Ican pun langsung melarikan diri ke areal Jakabaring Palembang. Rencananya karung berisi jasad tersebut akan dibuangnya ke aliran Sungai Musi, tapi dia keburu ditangkap polisi.

Pengakuan lainnya yang tak kalah mengejutkan adalah ada pelaku lain yang juga mencabuli korban saat sudah tewas. "Andre juga ikut memperkosa korban saat NP sudah tak bernyawa," katanya.

Pelaku menyebut nama sepupunya Andre juga turut serta melakukan pelecehan seksual tersebut. Untuk penyelidikan lebih lanjut, Andre pun turut ditangkap pihak Polresta Palembang.

Ternyata, Ican baru satu minggu bebas dari kurungan penjara. Kasus sodomi pada 2015 lalu membuat dirinya harus mendekam di penjara selama 2 tahun 3 bulan.

Walaupun baru menghirup udara kebebasan, tabiat Ican seakan sulit dikontrolnya. Saat diusut, aksi bejatnya diakuinya dilatarbelakangi trauma masa lalunya yang kelam.

Semasa usianya 5 tahun, Ican ternyata pernah menjadi korban pencabulan. Namun kini, pelaku pencabulannya tersebut sudah meninggal dunia.

Pria yang mencabulinya tersebut ternyata merupakan tetangganya sendiri. Trauma masa lalu itulah yang membuatnya ingin melampiaskan kekesalan kepada korban lain.

Selain itu, pelaku juga merasa sakit hati dengan ibu korban, yang kini tinggal dan bekerja di Batam, Kepulauan Riau. "Ibu NP sering menghina saya berwajah jahat dan sering banyak tingkah. Saya merasa kesal dan dendam," ujarnya.

Kondisi diperparah dengan sikap NP kepadanya. Perintah Ican sering ditolak NP saat disuruh membelikan rokok di warung dekat rumah. Karena kekesalan yang memuncak, Ican akhirnya tega mencabuli bocah berusia 8 tahun itu.

Kendati sudah menyesal dengan perbuatannya, Ican masih kerap dihantui sosok NP. Bahkan selama pelariannya beberapa hari sebelum tertangkap, Ican sering melihat penampakan bocah dalam karung itu secara jelas.

"Waktu tidur, NP meniup wajah saya. Saya merasa tidak tenang, apalagi waktu tidur," ujarnya.

Kapolresta Palembang Kombes Pol Wahyu Bintono Hari Bawono mengatakan, penangkapan tersangka dilakukan dini hari setelah mendapatkan laporan dari para warga.

"Kita terpaksa melumpuhkan pelaku dengan tujuh kali tembakan, karena pelaku berusaha melawan dan kabur saat ditangkap," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya