Polisi Tembak Mati Polisi di Riau, Kok Bisa?

Sebelum ditembak mati, sudah hampir lima bulan polisi ini meninggalkan tugas.

oleh M Syukur diperbarui 07 Jun 2017, 17:30 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2017, 17:30 WIB
Polisi Jadi Bandar Narkoba
Sebelum ditembak mati, sudah hampir lima bulan polisi ini meninggalkan tugas dan malah jadi bandar narkoba. (Liputan6.com/ M Sukur).

Liputan6.com, Pekanbaru - Hampir lima bulan tak masuk dinas karena akan menjalani sidang kode etik di Polres Bengkalis, Riau, Brigadir Hendra Elfizon justru tewas setelah ditembus empat peluru polisi. Dia ditembak sesama anggota Polda Riau.

Hendra ditembak lantaran berusaha melawan ketika tertangkap membawa tujuh kilogram sabu.

"Turut pula disita dari tersangka ini 4.000 butir pil happy five," kata Kapolda Riau Irjen Zulkarnain Adinegara, didampingi Kabid Humas Polda Riau Kombes Guntur Aryo Tejo di Rumah Sakit Bhayangkara Riau, Jalan Kartini, Rabu (7/6/2017) siang.

Zulkarnain menyebutkan, penangkapan terhadap Hendra awalnya merupakan hasil kerjasama Polres Bengkalis dengan Direktorat Reserse Narkoba Polda Riau yang telah lama memantau pergerakan jaringan Hendra.

Dia diduga bandar narkoba yang memasok sabu dari Malaysia untuk diedarkan ke berbagai wilayah di Sumatera. Tersangka kemudian dibekuk bersama rekannya bernama Yunus alias Nunuk di Pelabuhan Roro, Desa Air Putih, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis.

"Saat penangkapan ini, tersangka yang juga anggota Polri melawan petugas. Tersangka ditembak di dada sebelah kiri, karena masih lari ditembak lagi tiga kali dan kena di bagian punggung," kata mantan Kapolda Maluku Utara itu.

Penggeledahan yang dilakukan di mobil milik tersangka petugas menemukan delapan bungkus plastik besar berisi sabu, empat bungkus plastik dilakban berisi sabu dan 16 ikat happy five. Setiap ikat berisi 25 papan dan setiap papannya terdapat 10 butir pil happy five.

"Ditotal ada sabu sekitar tujuh kilogram dan pil happy five sebanyak empat ribu butir yang akan diedarkan di sejumlah wilayah. Tidak hanya Riau, tapi beberapa provinsi di Sumatera," kata Zulkarnain.

Saat ini, Direktorat Narkoba Polda Riau masih mengembangkan kasus ini untuk mengungkap jaringan tersangka bersama rekannya. Saksi-saksi masih diperiksa dan sebagian petugas masih di lapangan memburu tersangka lainnya.
Pengungkapan polisi jadi bandar narkoba oleh Polda Riau. (Liputan6.com/M Syukur).
Menurut Kapolda, jaringan Hendra masih ada kaitannya dengan pengungkapan kasus narkoba di Kota Dumai dengan barang bukti dua kilogram sabu. Hanya saja jaringan di Kota Dumai memasok sabu dari Malaysia untuk diedarkan di wilayah selatan.

"Wilayah selatan, maksudnya Sumatera Selatan. Ada kaitan pengungkapan Bengkalis ini dengan Kota Dumai," ujar pria asal Sumatera Selatan berbintang 2 di pundaknya ini.

Atas kematian Hendra setelah ditembus peluru, Zulkarnain turut prihatin dan berbelasungkawa kepada keluarga tersangka. Namun dinyatakannya, tindakan tegas kepada bandar narkoba sudah seharusnya dilakukan.

Dia menyebut Polda Riau di bawah kepemimpinannya sudah komitmen untuk menyikat oknum-oknum polisi yang menjadi bandar narkoba. Dia menyebut polisi seharusnya menjadi pelindung, bukan menghancurkan generasi bangsa.

"Saya tidak main-main, polisi sekalipun kami sikat karena meracuni generasi bangsa," tegas Zulkarnain.

Zulkarnain menyebut Hendra selama berdinas berpangkat Brigadir Polisi atau setara dengan Sersan Kepala. Hendra sudah lima bulan meninggalkan tugas atau desersi karena tersangkut kode etik kepolisian dan akan disidang secara internal.

"Rupanya menjadi bandar narkoba setelah tidak masuk. Dan tersangka melawan sehingga ditembak dan tewas," ucap Zulkarnain.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya