Liputan6.com, Yogyakarta - Stasiun Tugu Yogyakarta memiliki palang pintu yang unik. Bukan naik turun seperti biasa, melainkan bergeser ke kiri kanan jalan secara otomatis dan menjadi satu-satunya di Indonesia.
Palang pintu itu terletak di sebelah timur dari Stasiun Tugu Yogyakarta. Palang perlintasan beroda itu memisahkan Jalan Mangkubumi dengan Jalan Malioboro.
Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Eko Budiyanto menjelaskan, pintu perlintasan KA itu dioperasikan dari Pos Jaga Lintasan (PJL) di sebelah barat perlintasan itu.
"Iya palang pintu perlintasan kereta api ini satu-satunya di Indonesia," ujarnya Kamis, 22 Juni 2017.
Eko mengatakan, palang pintu KA di utara Malioboro itu kemungkinan dibangun bersamaan dengan pembangunan Stasiun Tugu Yogya pada 1887. Awalnya palang perlintasan kereta itu dibangun dari besi, lalu berubah menjadi palang perlintasan geser pada 1940-an.
Baca Juga
Advertisement
"Berubah jadi PJL geser dari palang besi kemungkinan sejak penutupan jalur KA milik SS oleh Jepang tahun 1943," ujarnya.
Eko mengatakan, perlintasan geser itu hanya boleh untuk pejalan kaki, sepeda, dan becak saja. Namun, banyak pengendara sepeda motor yang bandel melintasi perlintasan ini. Padahal, ada papan larangan terpampang di dekat perlintasan itu.
Â
"Banyak juga yang menuntun motornya. Ya memang harus dituntun, karena motor tidak boleh lewat," imbuh Eko.
Khusus kendaraan bermotor yang berasal dari arah Jalan Mangkubumi menuju Jalan Malioboro harus melalui Jalan Kleringan lalu melintas di Jembatan Kewek dan memutar ke arah tempat parkir Abu Bakar Ali masuk ke Jalan Malioboro. Jika tetap memaksa melintas dengan sepeda motornya, akan ditilang polisi di Pos Abu Bakar Ali.
"Ya kalau mau lewat ya harus dituntun, mesinnya dimatikan," ujarnya.
Eko mengatakan, palang perlintasan KA ini memang sengaja dibuat sistem geser. Selain menambah nilai estetika Jalan Malioboro, ada filosofi yang melatari penggunaan palang pintu geser itu.
Pintu perlintasan KA itu, sambung dia, berada tepat di sumbu imajiner atau garis lurus yang menghubungkan Gunung Merapi-Tugu Pal Putih-Keraton Yogyakarta hingga Pantai Parangtritis. Palang pintu ini dibuat bergeser demi menghormati Keraton Yogyakarta. Â
"Supaya tidak menghalangi kraton ke Tugu Pal Putih dan Merapi sebagai sumbu imajiner," ujar Eko.
Â
Â