Beda Generasi Tak Halangi 3 Pasangan Ini Janji Sehidup Semati

Cinta tak mengenal usia dan generasi dibuktikan ketiga pasangan yang memilih menikah ini.

oleh Nefri IngeYoseph IkanubunFauzan diperbarui 14 Jul 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2017, 06:30 WIB
Pernikahan Nikah Menikah
ilustrasi Foto Pernikahan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Cinta itu buta. Cinta juga tak mengenal tempat dan waktu. Satu lagi, cinta juga tak mengenal usia dan generasi.

Hal terakhir itu yang tergambar dalam pernikahan seorang remaja 16 tahun dengan nenek 71 tahun di Desa Karang Endah, Kecamatan Lengkiti, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan. Selamet Riyadi dan Rohaya nama pasangan suami istri baru itu.

Pernikahan beda generasi yang terjadi Minggu 2 Juli 2017 lalu ini menghebohkan masyarakat. Betapa tidak, beda usia keduanya 55 tahun. Banyak yang juga menilai, Rohaya lebih layak menjadi nenek bagi Selamet.

Meski banyak pihak yang menentang, termasuk keluarga masing-masing mempelai, namun Selamet dan Rohaya mantap melenggang ke pelaminan. Bahkan, Selamet menyatakan kesiapannya menjadi seorang suami, seorang kepala rumah tangga, sekaligus seorang nakhoda bagi 'kapal bahtera' kehidupan mereka.

Pasangan Selamet-Rohaya adalah satu dari tiga pernikahan beda generasi yang terjadi sepanjang 2017 ini. Selain mereka, ada dua pasangan suami istri lain yang usianya terpaut jauh saat menikah. Berikut catatannya yang dirangkum Liputan6.com.

Remaja 16 Tahun Nikahi Nenek 71 Tahun

Pernikahan beda usia di Kabupaten OKU Sumsel (Liputan6.com / ist - Nefri Inge)
Pernikahan beda usia di Kabupaten OKU Sumsel (Liputan6.com / ist - Nefri Inge)

Pernikahan dengan beda usia yang jauh terjadi di Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan (Sumsel). Pasangan pengantin baru ini terpaut usia cukup jauh yaitu 55 tahun.

Pengantin laki-laki yang bernama Selamet Riyadi baru menginjak usia 16 tahun, sedangkan mempelai wanita bernama Rohaya sudah berusia 71 tahun.

Pernikahan yang cukup menghebohkan ini terjadi pada Minggu, 2 Juli 2017. Resepsi sederhana dilakukan di kediaman pengantin laki-laki di Desa Karang Endah, Kecamatan Lengkiti, Kabupaten OKU Sumsel.

Menurut Cik Ani, Kepala Desa Karang Endah, sebelum sah menjadi suami istri, keluarga mempelai laki-laki menolak pernikahan tersebut. Selain karena beda usia yang cukup jauh, Selamet dinilai masih belum bisa siap untuk membangun rumah tangga.

Karena restu tidak kunjung didapatkan, Selamet dan Rohaya malah nekat akan bunuh diri dengan menenggak racun rumput.

"Ya, mereka nekat mau bunuh diri jika tidak diizinkan menikah," ujarnya kepada Liputan6.com, Selasa 4 Juli 2017.

Mendengar laporan dari warga, Cik Ani langsung mendatangi kediaman kedua mempelai. Setelah melakukan kompromi keluarga, akhirnya pasangan tersebut dapat dinikahkan.

Prosesi akad nikah yang digelar cukup khidmat. Mas kawin yang diberikan Selamet Riyadi ke sang istri, yaitu berupa uang tunai sebesar Rp 200.000. Keluarga kedua mempelai pun hadir dalam acara tersebut.

 

 

Kakek 70 Tahun Nikahi Gadis 25 Tahun

Pernikahan Bone
Pernikahan beda generasi di Bone (Liputan6.com / Fauzan)

Pernikahan beda generasi berlangsung di Desa Liliriawang, Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, pada Sabtu 22 April 2017 siang. Tajuddin Kammisi yang berusia 70 tahun menikahi Andi Vytriana yang berusia 25 tahun.

"Alhamdulillah sudah menikah secara sah, setelah (Shalat) Dzuhur hari Sabtu, kemaren," kata Ayu, keponakan Tajuddin Kammisi saat dikonfirmasi via telepon, Minggu 23 April 2017 malam.

Tadjuddin Kammisi adalah mantan Wakil Walikota Parepare sekaligus mantan Sekretaris Daerah Kota Parepare. Dia putra asli kelahiran Bengo, Kabupaten Bone dan menetap di Makassar.

Sementara, Andi Vytriana tercatat sebagai mahasiswi di Universitas Bosowa Makassar. Putri pasangan Andi Tansi dan Hj. Andi Nadi ini mengambil jurusan Ekonomi dan saat ini menunggu jadwal untuk wisuda.

Heboh pernikahan dua generasi itu diwarnai isu tingginya mahar pernikahan atau yang disebut uang panai oleh masyarakat suku Bugis. Uang panainya disebut-sebut Rp 1,4 miliar.

Kabar uang panai yang begitu tinggi itu sontak menjadi viral di media sosial. Namun kabar itu dibantah oleh pihak keluarga mempelai wanita.

Andi Aso, kakak Andi Vytriana, yang dikonfirmasi terpisah membantah jumlah itu. Andi Aso menyebutkan bahwa mahar sebenarnya hanyalah Rp 150 juta, bukan Rp 1,4 miliar.

"Tidak segitu, harusnya konfirmasi ke kami, jangan asal memberitakan, karena yang ada itu uang panai Rp 150 juta," kata Andi Aso saat dihubungi.

Pasalnya, kata Andi Aso, saat prosesi ijab kabul nikah, mahar yang diserahkan uang senilai Rp 150 juta, bukan 1,4 miliar.

Nenek 82 Tahun Nikahi Pemuda 28 Tahun

Nenek Nikahi pemuda
Foto nenek nikahi pemuda di Sulut (Istimewa)

Warga Sulawesi Utara heboh sejak Sabtu, 18 Februari 2017 lalu. Kehebohan ini bukan karena bencana banjir yang menimpa, melainkan beredarnya foto-foto pemberkatan pernikahan antara seorang nenek dan pemuda.

Entah dari mana asal-muasal foto dan info itu. Yang pasti foto itu telah menjadi viral dengan berbagai komentar. Dalam keterangan di sejumlah foto disebutkan, sang nenek berusia 82 tahun itu bernama Martha Bate. Sementara, pemuda yang disebut berusia 28 tahun itu bernama Sofian Loho.

Pernikahan ini terjadi di Desa Lelema, Kecamatan Tumpaan, Kabupaten Minahasa Selatan. Kedua pasangan ini diberkati di GPDI Horeb Lelema oleh Gembala Port Ropa.

Kabar itu tentu saja menjadi bahasan warga setempat karena perbedaan usia yang terpaut sangat jauh. Informasi yang dihimpun dari sejumlah warga di Minahasa Selatan menyebutkan, Sofyan pertama kali bertemu lewat nomor nyasar di telepon seluler yang ternyata milik sang nenek.

"Sebelum menikah, mereka telah berhubungan sekitar satu tahun. Karena saat itu, Sofyan bekerja bengkel di Kotamobagu, semenjak kenal sering bolak-balik ke Lelema. Baru pada bulan November, dia menetap di Lelema dan mengambil keputusan untuk menikah," tulis salah satu warga Minahasa Selatan di akun Facebooknya.

Keterangan lainnya menyebutkan, Martha sendiri sebelumnya sudah pernah menikah, ntapi suaminya telah meninggal. Martha memiliki dua orang anak yang perempuan tinggal di Jerman dan telah menikah, sedangkan anak laki-lakinya bekerja di Arab.


Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya