Harga Garam di Gunungkidul Tidak Naik tapi Ganti Harga

Harga garam beryodium di Gunungkidul naik 2-3 kali lipat per bungkus, sementara garam non-yodium naik sampai lima kali lipat per 20 kg.

oleh Yanuar H diperbarui 24 Jul 2017, 17:01 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2017, 17:01 WIB
Stok Menipis, Harga Garam di Gunungkidul Naik Gila-gilaan
Ilustrasi petani garam.

Liputan6.com, Yogyakarta - Garam kini menjadi bumbu dapur yang mahal di Gunungkidul, Yogyakarta. Selain itu, pasokannya tidak selancar biasanya.

Hal itu dirasakan Sulastri (60), pedagang Pasar Argosari, Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, yang sudah puluhan tahun berjualan kebutuhan sehari-hari. Ia mengaku pasokan garam ke tokonya sudah seminggu ini kosong.

Ia tinggal memiliki beberapa kotak garam bermerek Zebra. Biasanya, dirinya dalam seminggu mendapatkan pasokan sebanyak ratusan bal yang terdiri dari ratusan bungkus garam.

"Sudah sejak seminggu tidak ada kiriman dari produsen. Tinggal ya segitu," katanya, Senin (24/7/2017).

Sulastri mengaku tidak hanya garam merek yang minim pasokan, tapi garam grosok atau non-yodium juga sama. Informasi dari pemasok karena wilayah Pati, Jawa Tengah, sering hujan, memengaruhi produksi garam.

Kondisi itu membuat harga garam naik tajam sejak dua bulan terakhir. Jika dulu harga eceran garam merek zebra hanya Rp 3.000 per bungkus, saat ini harga ecerannya mulai dari Rp 8.000 hingga Rp 10.000 per bungkusnya.

"Merek zebra satu bal berisi 10 bungkus beberapa bulan lalu harganya Rp 15.000, lalu naik Rp 25.000 dan saat ini sudah menyentuh angka Rp 77.000 per balnya," katanya.

Hal itu juga berlaku bagi garam jenis grosok yang kualitasnya di bawah garam kemasan. Garam yang semula per karung Rp 20.000 kini harganya menyentuh Rp100.000 per 20 kg. Menurutnya, harga ini kemungkinan akan terus naik.

"Saya menjual eceran Rp 5.000 per kilogramnya, dari awalnya Rp 1.000 per kilonya. Sejak puluhan tahun, baru kali ini kenaikan harga garam cukup tinggi. Ini bukan naik tetapi ganti harga," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Metrologi dan Perlindungan Konsumen, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gunungkidul, Supriyadi, mengaku sudah mendapatkan laporan kenaikan harga garam. Ia sedang menunggu hasil koordinasi naiknya harga garam.

Menurutnya, kenaikan harga garam ini tergantung dari daerah lain. Jika pasokan terganggu, harga garam akan naik.

 "Sudah, sudah ada laporan, mereka bilang harganya tidak naik, tetapi berubah. Ya memang harga garam naiknya luar biasa mulai sejak bulan puasa kemarin," katanya.

Saksikan video menarik di bawah ini:


 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya