Liputan6.com, Tegal - Setengah tahun belakangan, harga garam krosok terus naik. Sampai saat ini, harga garam krosok mencapai Rp 4.250 per kg dari sebelumnya Rp 900 per kg. Hal tersebut dikeluhkan nelayan kapal purse sein Kota Tegal, Jawa Tengah.
Salah satu pemilik kapal purse sein, Yunus (50), mengaku kenaikan tersebut terjadi sejak akhir 2016. "Sehingga pengeluaran kami bertambah hingga lima kali lipat atau lebih dari 500 persen," ucap Yunus, Jumat (21/7/2017).
Menurut Yunus, garam krosok merupakan perbekalan wajib nelayan kapal purse seine yang tidak memiliki alat pendingin atau freezer untuk mengawetkan ikan hasil tangkapan selama di laut.
Advertisement
Padahal, kata dia, sekali melaut, satu kapal membutuhkan sedikitnya 40 ton garam. "Kalau begini terus kita akan bangkrut. Harganya benar-benar sudah melampaui mahal," kata dia.
Baca Juga
Sementara itu, pengepul garam krosok asal Prapag, Losari, Kabupaten Brebes, Tarmo (43), mengatakan melambungnya harga garam krosok karena pasokan di Jawa Tengah (Jateng) saat ini menipis, termasuk Brebes.
Bukan hanya di Brebes, hal serupa juga terjadi di wilayah Demak, Jepara, Pati, dan Rembang. Untuk memenuhi pasokan garam di wilayah barat, dirinya juga mendatangkan garam asal Juana dan Rembang.
"Pada awal 2016, harga garam di tingkat petani hanya berkisar Rp 300 ribu - Rp 400 ribu per ton. Memasuki pertengahan tahun 2016, harga mulai merangkak naik menjadi Rp 600 ribu per ton bersamaan dengan naiknya curah hujan yang tinggi di wilayah produksi," ucap Tarmo.
Ia menambahkan, kenaikan harga garam krosok terus terjadi hingga memasuki 2017. Pada awal 2017, harga garam krosok menjadi 900 ribu per ton hingga sekarang naik lagi menjadi berkisar Rp 1,5 juta per ton.
Harga tersebut sudah di atas harga yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp 750 ribu per ton untuk kualitas tingkat pertama.
"Jadi mau bagaimana lagi, pemerintah harus turun tangan bagaimana menjaga kestabilan harga garam krosok ini agar tidak terus melambung. Sekarang saja sudah dua kali lipat dari harga yang ditetapkan pemerintah," kata Tarmo.