Liputan6.com, Jambi - Suasana balairung Universitas Jambi (Unja), Selasa siang, 8 Agustus 2017, riuh tak seperti hari biasanya. Sebanyak 7.000 mahasiswa baru berkumpul di universitas yang berlokasi di Kabupaten Muarojambi itu.
Teriakan dan tepuk tangan bergemuruh saat serombongan orang memasuki balairung yang luas, namun terlihat sempit karena penuh dengan mahasiswa. Rombongan tersebut adalah orang nomor satu di tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI), yakni Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.
Ia didampingi sejumlah pejabat tinggi lainnya, yakni Gubernur Jambi Zumi Zola, Kapolda Jambi Brigjen Pol Priyo Widyanto, Pangdam II Sriwijaya, Danrem 042/Garuda Putih Kolonel Inf Refrizal, dan Wali Kota Jambi Sy Fasha.
Advertisement
Baca Juga
Jenderal Gatot datang ke Jambi untuk memberikan kuliah umum kepada 7.000 mahasiswa baru Unja dengan tema 'Urgensi Bela Negara dalam Pengenalan Kehidupan Kampus'.
Pada kesempatan itu, Gatot memaparkan bagaimana bangsa Indonesia harus siap dengan ancaman dan tantangan dalam menghadapi kompetisi global. Sesuai dengan teori Thomas Maltus (1798) bahwa populasi manusia seperti deret ukur, sedangkan ketersediaan makanan seperti deret hitung.
Jika populasi manusia terus meningkat sedangkan ketersediaan semakin menipis, imbuh sang jenderal, maka akan terjadilah kompetisi.
"Di samping itu, manusia juga membutuhkan energi, dan energi pun sudah semakin menipis membuat kompetisi semakin ketat," ujar Gatot.
Ia juga berpesan, mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus bersatu menjaga kebinekaan. Ia mencontohkan, bagaimana perjuangan para pemuda sebelum Indonesia merdeka. Para pemuda bersatu pada 1928 melalui Sumpah Pemuda, atau hanya dalam kurun waktu 17 tahun kemudian bisa merebut kemerdekaan.
"Karena pemuda pada waktu itu bersatu, menyatukan tekad. Melalui peran tokoh-tokoh agama dan masyarakat dengan senjata apa adanya serta tekad yang kuat, merdeka atau mati," ucapnya.
Universitas Jambi, kata Gatot, memiliki peran penting dan strategis dalam melahirkan kader-kader bangsa yang cinta Tanah Air, menjunjung tinggi budaya dan kearifan lokal, serta menjadi pelopor penjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI. Bahwa kunci utama dalam menjaga dan membina kebinekaan ada pada Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia.
Sebelum mengakhiri kuliah umumnya, Panglima TNI memberikan kesimpulan sembari memutar sebuah video lagu yang berjudul "Manisnya Negeriku". Lagu tersebut adalah ciptaan pengamen bernama Mujiono yang pernah ikut ajang kontes musik Indonesian Idol yang tayang di salah satu televisi nasional.
"Kita harus tetap bersatu dalam Bhinneka Tunggal Ika seperti apa yang telah disampaikan Mujiono melalui lirik lagunya,"Â Gatot menutup kuliah umumnya.
Saksikan video menarik di bawah ini: