Liputan6.com, Sidoarjo - Senyum semringah terpancar dari wajah Nursilan (12), bocah yang putus sekolah sejak kelas 1 SD. Akhirnya dia bisa kembali merasakan pendidikan dasar. Nursilan kembali bersekolah pada Jumat, 11 Agustus 2017, di SDN Bulang Kecamatan Prambon Sidoarjo.
Sejumlah perangkat desa, pejabat UPT Pendidikan, Dinas Sosial, dan bagian Kesejahteraan Rakyat Pemda Sidoarjo mendatangi rumahnya di Dusun Gempol Egi, Desa Bulang, Kecamatan Prambon, Sidoarjo. Silan yang tidak sedang berada di rumah ternyata baru mengunjungi kakeknya yang diketahui bekerja sebagai juru kunci makam.
"Nemenin Mbah di makam," ujar Silan setibanya di rumah, Kamis, 10 Agustus 2017.
Setibanya di rumah, Silan langsung disambut dengan beberapa orang dan pejabat serta guru yang pernah mengajarnya di SDN Bulang beberapa tahun lalu. Mereka melihat langsung kondisi rumah Silan yang berukuran kecil tanpa perabotan.
Sempat terjadi obrolan kecil antara Silan dengan Kepala Bagian Kesra, Hadi Mulyanto, dan kades setempat, Abdul Kodir, dan Kasie Pemberdayaan Fakir Miskin, Andi Sugianto.
Baca Juga
"Alhamdulillah seneng banget, akhirnya bisa sekolah lagi," kata Silan sembari tersenyum.
Kabar itu tentu membuat orang di sekelilingnya terharu. Bahkan, Silan tak hanya bisa sekolah. Pasalnya, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sidoarjo memberikan dana senilai Rp 1 juta untuk dibelikannya sepeda.
"Kalau dulu diantar sama tetangga. Sekarang sudah bisa pakai sepeda sendiri ke sekolah. Terima kasih banyak, Pak," ujarnya.
Sementara, Kepala Bagian Kesejahteraan Kabupaten Sidoarjo, Hadi Mulyanto, mengaku senang lantaran Nursilan mau kembali bersekolah. Dirinya sengaja memerintahkan aparat di bawahnya untuk memikirkan nasib anak itu jika terus putus sekolah.
"Gimana jadinya kalau anak ini tidak sekolah. Apalagi ini sudah lima tahun yang lalu putus sekolah," tutur Hadi.
Dari hasil pertemuan beberapa jam dengan perangkat desa serta pihak terkait, akhirnya diputuskan bahwa Nursilan bisa kembali bersekolah pada esok hari.
"Yang penting anak ini bisa sekolah dulu. Untuk persoalan kebutuhan personal tetap dibantu dengan melibatkan sekolah, desa terkait, BAZNAS dan PKH," ujarnya.
Sebelumnya, seorang bocah lelaki putus sekolah sejak kelas 1 SD. Cucu seorang juru kunci makam bernama Nursilan, yang akrab disapa Silan itu, tak bisa lagi mengenyam bangku pendidikan setelah kedua orangtuanya bercerai.
"Sudah lama tak sekolah. Pernah sekolah di SDN Bulang, tapi hanya sampai kelas 1. Dan kalau pun saya masih sekolah, mungkin sekarang kelas 6," kata Nursilan, Senin, 7 Agustus 2017.
Anak tunggal dari Susin (25), warga Desa Bulang, Kecamatan Prambon, Sidoarjo, Jawa Timur itu sehari-hari hanya bermain sendiri. Ia baru bisa bertemu teman-teman sebayanya jika mereka sudah pulang sekolah.
"Pengennya sekolah. Biar sama dengan temen-temen," ucapnya.
Karena tak bersekolah, ia mengaku tak bisa membaca dan menulis. Namun, ia tak bisa berharap ibunya akan menyekolahkannya kembali. Sejak ditinggal pergi Sarianto, ayahnya, keluarga itu hanya mengandalkan Susin untuk membiayai hidup sehari-hari.
Silan tinggal bersama Susin dan kakeknya, Sadi (68) di gubuk 4x6 meter persegi. Menurut Budhe Silan, Poni, sehari-hari Susin bekerja sebagai buruh pengupas bawang merah dan putih di desa Tanjung Anom. Sedangkan, kakeknya bekerja sebagai juru kunci makam di sekitar Desa Bulang, Kecamatan Prambon, Sidoarjo.
Saksikan video menarik di bawah ini:
Advertisement