Liputan6.com, Palangka Raya - Hingga saat ini, tujuh sekolah dasar negeri yang menjadi korban pembakaran belum dibangun kembali. Meski disebut tak akan menggunakan APBD, proses pembangunan sekolah yang terbakar itu ternyata tetap menggunakan dana Pemerintah Kota (Pemkot) Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Pemkot Palangka Raya diketahui telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 7 miliar. "Memang pemkot sudah mengajukan anggaran pembangunan fisik tujuh sekolah yang dibakar itu Rp 7 miliar dan masuk dalam APBD murni 2018," kata Ketua DPRD Palangka Raya Sigit K Yulianto, Selasa, 11 September 2017.
Meski masuk dalam APBD tahun depan, proses pembangunan sekolah terbakar itu bakal dikerjakan pada tahun ini. Hal itu karena menyangkut soal kelangsungan proses belajar dan mengajar bagi para siswa.
"Istilahnya, rekanan mengerjakan dulu nanti membayarnya pada tahun 2018," katanya.
Baca Juga
Advertisement
Ia juga menyebutkan, pembangunan kembali akan segera dilakukan bila penyelidikan oleh kepolisian sudah selesai. "Kalau polisi menyatakan pemeriksaan sudah selesai, kita langsung mengerjakan," katanya.
Sebelumnya, saat menerima para tokoh agama dan tokoh masyarakat di kediamannya, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran mengungkapkan keinginannya untuk membantu membangun sekolah yang dibakar itu.
"Pembangunannya akan menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dan ada perusahaan yang mau membantu. Ditarget akan rampung pada Desember 2017 mendatang," ujarnya.
Saat ini, Pemprov Kalteng masih menunggu sinyal aparat penegak hukum mengenai proses pemeriksaan di sekolah yang dibakar itu. "Bila Pak Kapolri atau Kapolda mengatakan sudah selesai proses hukumnya dan sekolah itu bisa dibangun, besok pun segera kita bangun," ujar Sugianto Sabran.
Saksikan video pilihan berikut ini: