15 Juta Meter Kubik Magma Gunung Agung Bergerak Picu Gempa‎

Gunung Agung ada kemungkinan tidur lagi. Saat ini masih level Awas.

oleh Dewi Divianta diperbarui 01 Okt 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2017, 20:00 WIB
Gunung Agung
Jalur lahar letusan Gunung Agung pada 1963. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Liputan6.com, Karangasem - Sudah sembilan hari Gunung Agung berstatus Awas. Hingga kini belum bisa dipastikan kapan gunung dengan ketinggian 3.142 mdpl itu akan meletus. Saat ini, gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem itu terus mengeluarkan asap putih.

‎Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil, menjelaskan, asap putih yang ke luar dari kawah Gunung Agung merupakan gas yang terkandung di dalam perut Gunung Agung.

Jika Gunung Agung terus mengeluarkan gas dalam jumlah besar dan tekanan gas di dalam perut gunung lebih kecil, bisa saja Gunung Agung akan tertidur lagi. Namun jika tekanan gas dari dalam perut lebih besar dari yang dikeluarkan, gunung akan meletus.‎

"Gas ada yang ke luar, ada yang masuk. Tergantung besar mana. Dia terus berproduksi. Magma itu ke luar bukan terpisah-pisah, tapi satu kesatuan keluarga. Massif dia bergeraknya. Dia terus mencari celah rapuh untuk ke luar," jelas Devy di Pos Pengamatan Gunung Agung, Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Minggu (1/10/2017).‎

Menurutnya, gempa-gempa yang terjadi mengindikasikan jika magma terus melakukan pergerakan.

‎"Kenapa kemarin ada gempa seperti tektonik. Dia kan gempanya tektonik lokal. Tapi kalaupun begitu, dia gempanya bukan tektonik. Bukan kayak di Yogyakarta. Gunung api itu kan punya struktur ada patahan di sana, ada patahan di sini," jelasnya.

‎"Nah, kalau misalkan sekarang dikasih tekanan di bawah secara terus menerus dia (magma) mencari yang paling labil untuk bergerak. Nah, patahan itu teraktivasi. Makanya terjadi gempa terasa. Gempa terasanya sedemikian banyak, terbayang tidak berapa banyak magma yang bergerak?‎" ucap Devy.

‎Dari hasil yang terekam, Devy menyebut ada belasan juta meter kubik magma yang terus bergerak.

"Estimasi analisis kita sudah ada lebih dari 15 juta meter kubik ‎magma yang bergerak. Itu hanya material yang menghasilkan gempa. Lebih dari itu yang kita dapat. Tapi itu bukan merepresentasikan volume seluruh magma Gunung Agung," kata Devy.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya