Menepis Senjakala Batik di Sumenep

Pemerintah dan warga perlu melakukan upaya ekstra agar batik khas Sumenep tidak punah.

oleh Mohamad Fahrul diperbarui 03 Okt 2017, 14:31 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2017, 14:31 WIB
Hari Batik di Sumenep
Mahasiswa Sedang Belajar Membatik Dalam Rangka Memperingati Hari Batik Nasional (Liputan6.com/Mohamad Fahrul)

Liputan6.com, Sumenep - Batik merupakan warisan leluhur di Indonesia. Sejak 2 Oktober 2009 diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Hanya saja, di Sumenep, Madura, Jawa Timur, kerajinan batik kini sudah mulai ditinggalkan lantaran generasi perajin batik kian berkurang, sehingga usaha batik yang telah turun-temurun tidak berlanjut.

Rektor Universitas Wiraraja (Unija) Kabupaten Sumenep, Alwiyah, mengatakan berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 2014 sampai 2016 lalu, perajin batik di daerah ujung timur Pulau Garam ini terus berkurang dari tahun ke tahun. Bahkan, perajin batik senior kesulitan mencari penerus. Pasalnya, para pemuda sudah sangat jarang yang tertarik menggeluti kerajinan warisan leluhurnya itu.

"Kerajinan batik ini butuh ketelatenan, ketekunan, kesabaran, dan waktu yang lama. Makanya dukungan banyak pihak, salah satunya dari pemerintah, agar perajin batik tidak semakin berkurang," ujar Alwiyah, Senin, 2 Oktober 2017.

Alwiyah mengaku, tidak hanya perajin yang sudah berkurang, melainkan jumlah pengusaha batik di Kabupaten Sumenep juga minim. Oleh karena itu, seluruh pihak perlu mencari solusi agar kerajinan batik di daerah ini tidak sampai punah.Mahasiswa Unija Sedang Memperingati Hari Batik Nasional Dengan Memperagakan Batik Khas Daerah Sumenep (Liputan6.com/Mohamad Fahrul).Misalnya, Alwiyah melanjutkan, pemerintah dan warga perlu lebih gencar lagi mempromosikan batik Sumenep. Hal ini mengingat hingga saat ini, dunia internasional belum mengenal batik Sumenep.

"Yang diketahui hanya batik Madura. Padahal, secara usia, batik Sumenep jauh lebih tua dari batik Madura," ucap dia.

Untuk itu, dalam rangka mempromosikan lebih jauh lagi batik Sumenep, dalam hal ini batik asal Desa Pakandangan, Kecamatan Prenduan, ia meminta mahasiswa dan seluruh sivitas akademika wajib memakai batik pada peringatan Hari Batik Nasional. 

Hal ini agar mereka bisa ikut menjaga kelestarian batik karya daerahnya sendiri yang telah menjadi kebanggaan bersama.

Mahasiswa Unija Sedang Memperingati Hari Batik Nasional Dengan Memperagakan Batik Khas Daerah Sumenep (Liputan6.com/Mohamad Fahrul).Selain memakai batik, ikatan duta kampus Unija juga memperagakan batik, seperti parade batik, pameran batik, dan membatik yang disaksikan seluruh mahasiswa dan beberapa wisatawan mancanegara yang kebetulan sedang berkunjung ke Sumenep.

Sementara, Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Sumenep, Sufiyanto mengatakan, sebagai salah satu upaya melestarikan kerajinan batik di daerahnya, tahun depan pemerintah daerah mencanangkan Sumenep memiliki Kampung Batik.

Rencananya, daerah yang akan dijadikan Kampung Batik ialah Desa Pakandangan. "Karena kami melihat para leluhur desa tersebut. Selain itu, perkembangan batik di situ dari hari ke hari terus meningkat. Kalau sekarang jumlah perajin batik di sini sekitar 200 orang," jelasnya.

Simak video pilihan berikut ini:

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya