Ancaman Masuk Neraka dari Guru Ngaji Pencabul Belasan Santri

Korban pencabulan guru ngaji itu diperkirakan mencapai 12 orang.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 06 Okt 2017, 01:02 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2017, 01:02 WIB
Ilustrasi Pemerkosaan 2 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi pemerkosaan. (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Garut - Dengan dalih santri harus taat kepada gurunya, seorang guru mengaji berinisial FA di Garut, Jawa Barat, leluasa mencabuli belasan santri putrinya. Kasus itu terkuak setelah orangtua santri melaporkan kejadian yang dialami anaknya ke Polres Garut.

G (16), salah seorang korban pencabulan FA mengatakan, kelakuan bejat guru ngaji itu berlangsung dalam kurun waktu Mei hingga Agustus 2017. "Awal kejadiannya dimulai pas bulan Mei 2017," ujarnya, Kamis, 5 Oktober 2017.

Saat itu, FA yang biasa menggelar pengajian di rumahnya di wilayah Lebak Jaya, Kecamatan Karangpawitan, Garut, Jawa Barat, meminta gadis tersebut untuk menemaninya dengan alasan sakit.

"Nah saat itu, dia minta saya masuk ke kamarnya. Pas saya masuk ke dalam kamar itulah, dia kemudian narik tangan saya dan buka pakaian saya," ujar G.

G mengaku dipaksa mengikuti kemauan FA. Ia diancam akan masuk neraka jika menolak kemauan sang guru ngaji.

"Sering dia berlaku seperti itu. Saya enggak berani melawan karena takut, kalaupun bilang, paling bakal dimarahi orangtua," katanya dengan rasa takut.

Namun, kelakuan bejat FA terbuka juga. Saat itu, Dedeh (38), ibu angkat G berencana menjenguk G karena sakit. Saat di rumah si guru ngaji, ujar Dedeh, roman ketakutan kentara di wajah putrinya.

"Saya pun curiga, kemudian pas saya lihat HP-nya, ternyata banyak SMS ancaman dari si FA," kata Dedeh.

Tak terima dengan tindakan cabul si guru ngaji, ia langsung melaporkan kasus tersebut ke Mapolres Garut sejak dua minggu lalu. "Kami masih menunggu, tapi belum ada panggilan lagi," kata dia.

Kasat Reskrim Polres Garut AKP Hairullah mengatakan, hingga kini kasus tersebut masih dalam penyelidikan. Ia mengaku pihaknya masih menunggu seluruh laporan dari para korban yang diduga mencapai 12 orang tersebut.

"Masih dalam penyelidikan, tunggu saja," ujarnya singkat.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya