Pengepungan Babi Hutan hingga ke Tengah Belantara

Perhutani dan TNI siap membantu warga lereng Gunung Slamet mengusir babi hutan yang meneror.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 12 Okt 2017, 13:30 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2017, 13:30 WIB
Serangan babi hutan
Serangan babi hutan di kawasan hutan lereng Gunung Slamet, Tegal, Jawa Tengah, bahkan telah menewaskan seorang warga dan melukai dua orang lainnya. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Tegal - Ancaman serangan babi hutan masih menghantui penduduk sejumlah desa di lereng Gunung Slamet, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Terlebih, dalam sepekan terakhir, serangan babi hutan telah menewaskan seorang warga dan melukai dua orang lainnya.

Terkait hal itu, Kepala Humas Perhutani KPH Balapulang, Yuli mengatakan, pihaknya siap membantu warga memberantas babi hutan yang selama ini mengancam keselamatan mereka.

"Kami sudah bekerja sama dengan TNI, Pak Dandim Tegal dan anggotanya juga siap turun langsung memburu babi hutan itu," ucap Yuli, di Tegal, Kamis (12/10/2017).

Bahkan, bersama TNI, mereka akan mendirikan sebuah tenda atau posko di hutan. Dengan demikian, mereka dapat menjaga dan mengawasi kawanan babi hutan tidak sampai mendekat di lahan pertanian yang lokasinya dekat dengan permukiman.

"Tenda akan didirikan di hutan, nanti digunakan untuk berjaga-jaga dan siaga memburu babi hutan," Yuli memungkasi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Warga Takut ke Sawah

Serangan babi hutan
Serangan babi hutan di kawasan hutan lereng Gunung Slamet, Tegal, Jawa Tengah, bahkan telah menewaskan seorang warga dan melukai dua orang lainnya. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Adapun Kepala Desa Cempaka, Abdul Khayi mengungkapkan, warga resah karena ditengarai masih banyak babi hutan yang berkeliaran. "Warga was-was beraktivitas di sawah setelah ada petani yang diserang babi hutan. Banyak juga warga jadi takut ke sawah," katanya.

Menurut dia, sebagian besar warga Desa Cempaka memang berprofesi sebagai petani. Lahan pertanian mereka rata-rata berlokasi cukup jauh dari permukiman.

"Karena memang lokasi sawah tempat babi hutan muncul dan menyerang sekitar satu kilometer dari permukiman warga," ia menjelaskan.

Abdul pun menduga, babi hutan muncul di sekitar lahan pertanian dan menyerang warga yang ditemui karena sebelumnya diburu dengan menggunakan anjing. "Sehingga babi hutan itu larinya sampai turun ke bawah sini," ujarnya.

Sebelumnya, dua warga Desa Gunungagung dan Desa Cempaka terluka parah setelah diserang babi hutan, pada Minggu sore, 8 Oktober 2017. Bahkan, seorang warga mengalami patah tulang dan sempat mendapat perawatan intensif di RSUD dokter Soesilo, Slawi, Jawa Tengah.

Tiga hari sebelumnya atau pada 5 Oktober 2017, seekor babi hutan dan seorang petani di Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, meregang nyawa usai duel di antara mereka di sebuah kebun.

Saat itu, korban bernama Tohari (55), warga Dukuh Salam, Kecamatan Slawi, sempat dilarikan di Rumah Sakit dr Soeselo, Slawi. Namun, karena luka-luka parah yang dideritanya di bagian kepala, rahang, dada dan kakinya, ia meninggal dunia.

Babi yang membuat Tohari meninggal dunia kemudian diburu warga. Si babi akhirnya mati dan sempat menjadi tontonan warga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya