Liputan6.com, Tegal - Dua warga Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, bernama Ustad (45) dan Rosidi (50) yang menjadi korban kalah duel dengan sekor babi hutan pada Minggu, 8 Oktober 2017, masih dirawat intensif di Rumah Sakit dr Soeselo Slawi dan Puskesmas Bumijawa pada Rabu, 11 Oktober 2017.
Kondisi luka yang dialami Ustad mulai membaik meskipun masih dirawat di puskesmas. "Kemarin yang luka kaki dan tangan. Alhamdulillah sekarang sudah mendingan," ucap Ustad.
Sementara Rosidi, warga Desa Cempaka, Kecamatan Bumijawa, segera naik meja operasi karena tulang jari dan tulang hidung patah. Kondisi yang diderita Rosidi terjadi setelah babi hutan yang menyerangnya sempat mengigitnya.
Advertisement
"Kawanan babi hutan itu memang sering berkeliaran di lahan pertanian dan membuat warga resah," ucap Rojikin (40), keluarga Rosidi.
Sejak insiden itu, isu hitam berhembus. Rojikin menyebut kawanan babi yang berkeliaran di lahan pertanian dan menyerang warga bukanlah babi liar yang habitatnya di hutan.
Baca Juga
Ia menuding kawanan babi hutan itu adalah milik Perhutani yang sengaja disebar di kawasan hutan untuk mencegah pencurian kayu.
"Babi itu bukan yang hidup liar di hutan. Tapi babi mengerikan yang menyerang warga itu babi yang disebar oleh Perhutani," kata dia.
Namun, tudingan itu dibantah Perhutani. Kepala Humas Perhutani KPH Balapulang Kabupaten Tegal, Yuli menyatakan kabar Perhutani menyebar babi hutan untuk mengatasi pembalakan liar adalah tidak benar.
"Itu tidak benar alias hoax, justru kami (Perhutani) berkomitmen siap membrantas babi hutan yang sudah meresahkan warga ini," ucap Yuli.
Ia menyatakan pihaknya bahkan bekerja sama dengan komunitas Perbakin dan TNI untuk memburu babi hutan itu. "Selasa malam (10/10/2017) dapat satu babi hutan liar," jelasnya.
Tak hanya merusak tanaman milik warga, kawanan babi hutan juga memporakporandakan tanaman yang berada di kawasan milik Perhutani di Petak 78, bagian hutan Linggapada KPH Balapulang.
Serangan babi hutan juga menyebabkan seorang petani di Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, meninggal dunia pada Kamis, 5 Oktober 2017. Petani bernama Tohari sebelumnya mengganggu babi yang sedang tidur hingga si babi menyerang dan menyebabkannya terluka parah.
Petani tersebut sempat dibawa ke rumah sakit tetapi tak selamat. Sementara, babi yang menyerang petani itu akhirnya dibunuh warga.
Saksikan video pilihan berikut ini: