Liputan6.com, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berkesempatan menamai penghuni baru Kebun Binatang Bandung. Warga baru kebun binatang tersebut merupakan seekor orangutan berjenis kelamin betina.
Pria yang akrab disapa Emil ini memberikan nama Cinta Lestari. Usai memberi nama, Emil menimang bayi orangutan yang saat itu dibungkus oleh selimut.
Nama itu, menurut dia, ternyata mempunyai arti dan filosofi tersendiri. "Karena perempuan, maksudnya dari namanya saja sudah mengandung arti dengan cinta bumi ini, insyaallah lestari. Kira-kira begitu (artinya)," kata Emil, panggilan akrabnya, Sabtu (18/11/2017).
Advertisement
Dengan kehadiran bayi orang utan berumur 3 bulan ini, Emil menilai kebun binatang tak hanya tempat penangkaran. Kebun binatang juga bisa sebagai tempat pengembangbiakan hewan.
Baca Juga
"Ini menunjukkan pengembiakan tidak harus di alam, terus kita ambil, tapi bisa dilakukan di sini," jelasnya.
Selain memberikan nama, Ridwan Kamil juga berkeliling ke area kebun binatang. Menurut dia, kondisi dan fasilitas kebun binatang saat ini sudah jauh lebih baik.
"Treatment pada binatang sudah jauh lebih baik, tidak banyak pagar-pagar yang tidak perlu. Fasilitasnya sudah baik," tegasnya.
Selain Emil, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sustyo Iriono turut memberikan nama anak tapir 'Hegar'. Hegar dalam Bahasa Sunda berarti ceria.
Anak tapir berjenis kelamin jantan tersebut lahir pada 28 Juli 2017 di Kebun Binatang Bandung. Induk betina merupakan hasil program barter pihak KBB dengan Kebun Binatang Ragunan.
Dengan bertambahnya tapir di kebun binatang, total koleksi tapir bertambah menjadi delapan ekor, lima di antaranya jantan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Â
Â
Kemunculan Buaya
Seekor buaya muncul di muara Krueng Geukuh, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, dan menghebohkan warga setempat. Kemunculan salah satu jenis hewan reptil besar tersebut, diketahui pertama kali pada Kamis malam, 16 November 2017.
Kemunculannya terlihat di sekitar jembatan menuju Pelabuhan Umum Krueng Geukuh sebagaimana diungkapkan oleh Azhari, salah seorang warga setempat yang melihat buaya tersebut.
Dilansir Antara, menurut warga tersebut, keberadaan buaya di aliran sungai tersebut sebanyak dua ekor, dengan ukuran panjang lebih kurang 3 meter dan berbadan besar. Posisi buaya itu berpindah-pindah tempat di kawasan aliran Sungai Krueng Geukuh.
Setelah terlihat pada malam harinya, warga kembali melihat pada sore hari sekitar pukul 17.30 WIB, di lokasi di tengah-tengah aliran Sungai Krueng Geukuh, saat hewan tersebut sedang berenang di air.
Warga terlihat mengamati keberadaan buaya tersebut yang sesekali menampakkan diri di atas permukaan air sungai memisahkan antara Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe itu.
Menurut salah seorang warga setempat Nyakmat mengatakan sebelumnya, tidak pernah terlihat keberadaan buaya pada aliran sungai dimaksud. Sejumlah warga lainnya juga mengatakan bahwa selama ini belum pernah ada ternak warga yang hilang dan juga tidak ada korban jiwa akibat terkaman buaya di lokasi tersebut.
Warga menduga keberadaan buaya dimaksud berasal dari kawasan Ujong Pacu yang turun mengikuti aliran sungai tersebut menuju ke laut (muara).
Pihak Dan Pos Lanal Lhokseumawe Letnan Dua Yudi mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat, untuk menangani kemunculan buaya tersebut. Warga juga diminta lebih berhati-hati agar tidak menjadi korban.
Advertisement