Liputan6.com, Bandung - Kandidat calon Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, enggan mengomentari beredarnya spanduk dan baliho bergambar dirinya bersama Ketua DPP Golkar, Setya Novanto, yang bertebaran di beberapa daerah, termasuk di Kota Bandung.
"Saya tidak bisa mengomentari hal-hal yang tidak saya pahami, itu silakan saja, tanyanya kepada yang memasang aja," ujar Ridwan Kamil di Gedung DPRD Kota Bandung, Jumat, 17 November 2017, dilansir Antara.
Kehadiran baliho maupun spanduk ini menjadi polemik, terlebih dengan ditetapkannya Setya Novanto sebagai tersangka kasus proyek e-KTP oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Advertisement
Baca Juga
Kang Emil, begitu ia disapa, enggan berkomentar terkait status Setya Novanto saat ini. Menurutnya, dalam politik selalu terdapat gejolak yang menimpa seluruh partai. Untuk itu, ia lebih memilih sikap tenang dan tidak terlalu responsif menanggapi isu yang berkembang, termasuk soal spanduk dan baliho tersebut.
"Nanti juga di hari pendaftaran, semua yang berdinamika juga akan berakhir. Kalau dikit-dikit responsif, reaktif, saya kira itu menambahi kebisingan saja," katanya.
Kehadiran baliho dan spanduk itu dikhawatirkan akan berpengaruh pada elektabilitas Ridwan Kamil di Pilkada Jabar. Selain itu, ini dikhawatirkan akan memperpanas suasana di dalam tubuh Golkar Jabar yang masih tetap setia kepada Dedi Mulyadi.
Saat dikonfirmasi, Wakil Sekretaris Bidang Kaderisasi DPD Golkar Jawa Barat, Arya Girinaya, mengatakan, pihaknya tidak pernah memerintahkan pemasangan atribut sosialisasi itu.
"Kemungkinannya kecil itu resmi dari DPD karena tidak ada instruksi. Soalnya, masih ada beberapa kendala psikologis yang belum selesai terkait dukungan rekomendasi DPP Golkar untuk Kang Emil dan Mas Daniel," katanya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Â
Â
Doa dari Serang untuk Kesembuhan Setya Novanto
Di lokasi lain, sekitar 50 mahasiswa dari organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mendoakan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto agar lekas sembuh supaya tak lagi bermain drama dalam kasus korupsi e-KTP.
"Seharusnya dia (Setnov) mengikuti aturan hukum yang ada, tanpa membuat upaya pembelaan yang berlebihan, apalagi sampai dibuat drama," kata Rahman, Ketua PMII Kota Serang, dalam orasinya, Jumat malam, 17 November 2017.
Mahasiswa kemudian membakar lilin dan memasang foto Setya Novanto di tiang listrik dekat kampus UIN Sultan Maulana Hasanudin (SMH) Banten, lokasi mereka berdemonstrasi.
"Bagi kami warga Indonesia, Setnov tidak mencerminkan seorang pimpinan DPR," ucapnya.
Sembari menyanyikan lagu nasional, mahasiswa meminta agar KPK tak pernah takut mengusut tuntas kasus korupsi yang menyeret Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar itu.
"Aksi doa bersama dan menyalakan lilin ini sengaja kami buat sebagai bentuk dorongan agar penegak hukum segera menyelesaikan polemik ini," katanya.
Sembari menyanyikan lagu nasional, mahasiswa meminta agar KPK tak pernah takut mengusut tuntas kasus korupsi yang menyeret Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar itu.
"Aksi doa bersama dan menyalakan lilin ini sengaja kami buat sebagai bentuk dorongan agar penegak hukum segera menyelesaikan polemik ini," katanya.
Advertisement