Garut Juga Tarik Buku Berisi Materi Yerusalem Ibu Kota Israel

Pemkab Garut menginstruksikan untuk menarik semua buku yang menyebutkan Yerussalem sebagai ibu kota Israel.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 14 Des 2017, 18:05 WIB
Diterbitkan 14 Des 2017, 18:05 WIB
Aksi Dukungan dan Teatrikal di Bundaran HI
Peserta aksi membentangkan spanduk saat aksi di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (10/12). Mereka memprotes keputusan Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Garut - Wakil Bupati Garut Helmi Budiman menginstruksikan jajarannya untuk menarik seluruh buku pelajaran IPS kelas VI yang terindikasi membuat konten materi Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

"Harus segera ditarik jangan nunggu, nanti akan segera saya buat instruksinya," ujarnya, Kamis (14/12/2017).

Peredaran buku pelajaran IPS yang menuai kontroversi tersebut tidak boleh berlanjut dan menjadi polemik di tengah masyarakat Garut, Jawa Barat. Untuk itu, tidak ada alasan bagi Dinas Pendidikan untuk membiarkan ada buku yang mencantumkan Yerussalem sebagai ibu kota Israel.

"Memang yang ditemukan baru di dua kecamatan, tapi tetap harus segera dicabut," kata Helmi.

Sebelumnya, pada buku sekolah nonelektronik terbitan CV Bina Pustaka halaman 47 ditemukan materi Yerussalem sebagai ibu kota Israel. Namun, buku tersebut merupakan buku lama.

Adapun, saat ini, mayoritas sekolah dasar di Garut menggunakan buku terbitan Indrastuti dengan materi yang telah disesuaikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Buku Sekolah Elektronik (KTSP - BSE).

 

Simak video pilihan berikut:

 

Penyisiran Buku-Buku Sekolah

Warga Muslim AS Salat di Depan Gedung Putih
Muslim Amerika Serikat (AS) menggelar aksi protes seusai Salat Jumat berjamaah di depan Gedung Putih, Washington DC, Jumat (8/12). Mereka juga membawa poster yang isinya mengecam pendudukan Israel atas Yerusalem Timur dan Tepi Barat. (mari matsuri / AFP)

Bahkan, untuk memastikan materi yang diberikan kepada siswa, lembaganya telah membuka laman buku BSE terbitan Pusat Perbukuan Kemdiknas. Ada tujuh buku BSE terbitan tahun 2008 dan 2009 yang menulis mengenai ibu kota kedua negara konflik itu.

Hasilnya, dua buku tidak membahas negara Asia Barat, empat buku menuliskan Yerusalem sebagai ibu kota Palestina, dan Tel Aviv sebagai ibu kota Israel. Hanya satu buku yang menuliskan Yerusalem sebagai ibu kota Israel, yaitu BSE karangan Sadiman.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Dinas Pendidikan telah mengamankan buku IPS kelas VI terbitan Bina Pustaka. Adapun, buku IPS kelas VI SD terbitan Yudhistira dan Intan yang telah viral di media sosial belum ditemukan di Kabupaten Garut.

Selain itu, dalam materi pelajaran sejarah Asia Barat, Dinas Pendidikan Garut akan menyampaikan materi kepada siswa, jika konflik Palestina-Israel sebagai bentuk penjajahan atau invansi Israel kepada Palestina.

Jika ditemukan adanya buku yang tidak sesuai dengan pandangan politik bangsa Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina melawan zionisme Israel, buku tersebut akan langsung ditarik dan dilarang beredar di sekolah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya