Liputan6.com, Situbondo - Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Situbondo, Jatim, memperkirakan kerugian akibat banjir bandang yang melanda beberapa kecamatan setempat pada Minggu, 7 Januari 2018, mencapai lebih dari Rp 6,4 miliar.
"Dari penghitungan sementara, khusus infrastruktur saja seperti jembatan terputus, diperkirakan mencapai Rp 6,4 miliar, setelah kami turun ke lapangan ke lokasi dampak bencana," kata Kepala Dinas PUPR Kabupaten Situbondo Gatot Siswoyo di Situbondo, Rabu (10/1/2018), dilansir Antara.
Ia menyebutkan ada 16 titik infrastruktur yang rusak akibat banjir bandang yang terjadi pada Minggu sore, 7 Januari 2018. Di antaranya kerusakan jembatan, tangkis kali, gorong-gorong, perpipaan saluran air bersih, dan jalan tertutup lumpur.
Advertisement
Khusus untuk jembatan permanen yang ambrol dan terputus akibat terjangan banjir bandang, katanya, tercatat ada sepuluh jembatan yang tersebar di beberapa kecamatan terdampak banjir tersebut.
Baca Juga
Jembatan yang terputus akibat banjir ini, lanjut dia, terdapat di Desa Kalirejo, Kecamatan Sumbermalang; Desa Pategalan, Kecamatan Jatibanteng; Desa Bantal, Kecamatan Asembagus; dan Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih.
Di Desa Bantal, Kecamatan Asembagus, dan Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih terdapat empat jembatan putus terseret banjir. Sedangkan, dua sisanya di Desa Pategalan, Kecamatan Jatibanteng, dan Desa Kalirejo, Kecamatan Sumbermalang.
"Ini masih belum termasuk kerugian lainnya, seperti kerusakan lahan pertanian dan sebagainya yang terdampak banjir. Semua masih belum dihitung karena kami masih berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk data validnya," katanya.
Gatot menjelaskan di beberapa titik bencana berpotensi terjadinya longsor. Sebagai langkah antisipasi, Dinas PUPR akan mengirimkan bronjong.
"Salah satu rawan longsor yang harus dipasangi bronjong di Kecamatan Sumbermalang," katanya.
Petani Bawang Merah Kesal
Dari Ponorogo, akibat hujan deras yang mengguyur kawasan itu, sejumlah petani bawang merah Desa Kunti, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo mengaku kesal. Pasalnya, sawah yang baru mereka tanami benih bawang merah terendam banjir.
Salah satu petani, Gayuh Satria menuturkan dirinya kesal dengan musim hujan ekstrim ini. "Padahal baru saya tanami benih, kalau sekarang terendam ya benihnya hilang terbawa air," tuturnya kepada Liputan6.com, Senin, 8 Januari 2018.
Menurutnya, hujan yang terjadi sejak Minggu sore hingga Senin malam (7-8 Januari 2018) mengakibatkan sejumlah lahan terendam air. Pasalnya, saluran irigasi tidak mampu menampung air.
"Airnya tidak bisa mengalir, akhirnya mandek di tengah sawah," ucapnya.
Akibat kejadian ini ia mengaku rugi sekitar Rp 1 juta karena sejumlah benih bawang merah miliknya terbawa arus air. "Setidaknya ada 20 kg benih yang hanyut," katanya.
Hal senada juga diungkapkan petani padi, Sri Widodo yang mengaku khawatir dengan kondisi lahan padi miliknya yang terendam air. "Sudah semingguan ini terendam air," ucapnya.
Ia khawatir jika lahan padinya terendam air terus menerus padinya akan terserang hama yang berimbas pada gagal panen. "Kalau padinya terendam terus, pasti cepat terserang hama," ujarnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement