Gerhana Total Bikin Semarang Banjir Parah, Kemacetan pun Mengular

Dari Sayung menuju Jalan Kaligawe yang biasanya hanya butuh maksimal 10 menit, harus menjadi beberapa jam.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 04 Feb 2018, 01:00 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2018, 01:00 WIB
banjir kaligawe
Sejumlah sepeda motor nekad menerjang banjir di bawah jembatan Tol Kaligawe yang menggenang hingga kedalaman lebih dari 60 cm. (foto: Liputan6.com/edhie prayitno ige)

Liputan6.com, Semarang Jalan Kaligawe Semarang banjir. Pintu keluar masuk Semarang itu terus digenangi air yang makin menghebat. Usai Gerhana Bulan Total Super Blue Blood Moon, ditambah dengan curah hujan yang tinggi, menyebabkan Kali Tenggang meluap.

Pengaruh Super Blue Blood Moon adalah terjadinya air pasang rob yang cukup tinggi. Lima unit pompa air yang disiapkan, menjadi tak sebanding dengan luasan dan genangan air.

Dari pantauan Liputan6.com, titik terdalam genangan air untuk arah keluar Semarang, berada di Kelurahan terboyo Wetan dan kelurahan Trimulyo. Di titik ini, genangan mencapai 40-60 cm. Sedangkan untuk arah masuk Semarang banjir terjadi di depan Polsek Genuk, Gebang Anom, Padi Raya, Terboyo, hingga depan RSI Sultan Agung.

Banjir ini menyebabkan kemacetan sangat panjang. Bahkan di bawah jembatan tol, tidak bisa dilalui kendaraan, sehingga kendaraan harus berputar. Yudi, salah satu pengguna jalan menjelaskan, ia hendak menuju Jakarta mengirim barang. Jarak Sayung hingga Jalan Kaligawe yang biasanya hanya butuh waktu 5-10 menit, kali ini molor berlipat kali.

Pengguna sepeda motor sering nekad menerobos banjir dan kemacetan agar mesin terhindar dari siraman air akibat ombak yang ditimbulkan lindasan roda mobil. (foto : Liputan6.com/edhie prayitno ige)

"Mungkin sudah ada empat jam. Ini saja baru sampai Kaligawe. Kalau tertib dan nggak saling serobot, insya Allah lancar meskipun pelan," kata Yudi, Sabtu (3/2/2018).

Yudi membawa truk berukuran kecil. Kemacetan yang dialami Yudi memang dialami ratusan pengguna jalan lainnya. Namun kesabaran yang dijalani Yudi, tak dijalani semua pengguna jalan. Akibatnya aksi saling serobot malah memperburuk situasi. Terutama pengguna sepeda motor.

"Buru-buru mas. Rumah saya sebenarnya tinggal dekat, makanya saya jalan lewat manapun yang bisa dilalui," kata Nurwanto, pengendara sepeda motor.

Alasan Nurwanto nekad menyerobot jalan, selain karena buru-buru, juga untuk menghindari genangan banjir yang dalam. Sebab jika berada di genangan yang dalam dan berpapasan dengan mobil, genangan itu akan berombak sehingga air merendam mesin dan mesin mati.

 

 

Upaya Pengeringan

banjir kaligawe
Kemacetan panjang terjadi di Jalan Kaligawe Semarang, akibat banjir dan rob. (foto: liputan6.com/ edhie prayitno ige)

Kepala Satker Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Balai Besar Wilayah Sungai (PJSA-BBWS) Pemali Juana, Tesar Hidayat memperkirakan banjir di Genuk-Kaligawe akan surut dalam dua hari bila tidak ada hujan.

"Ini pompa terus difungsikan. Mudah-mudahan tak ada hujan deras lagi, sehingga air akan cepat surut," kata Tesar.

Menurutnya, genangan saat ini sudah berkurang banyak karena air dipompa dan dialirkan ke sungai. Setidaknya berdasarkan pengukuran, kedalaman genangan air sudah turun hingga 25 cm. Dijelaskan pula bahwa titik di Kali Sringin dan Tenggang depan RSI Sultan Agung menjadi kanal untuk pembuangan air.

”Banjir yang di perkampungan itu hanya bisa diatasi dengan menyalakan pompa di depan RSI Sultan Agung dan Kali sringin," kata Tesar.

Dalam perhitungannya, jika permukaan air di jalan Kaligawe bisa diturunkan dan tersisa 0,7 meter, maka Perumahan Genuk Indah bisa kering. Posisi terakhir saat diukur, masih berada di angka 1,1 meter.

"Untuk mengeringkan perkampungan masih dibutuhkan penurunan permukaan air hingga 30 sentimeter di kali tenggang yang dialirkan ke muara,” kata Tesar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya