3 Ribu Liter BBM untuk Relawan Gizi Buruk Asmat

Pertamina memastikan distribusi BBM di Asmat dan wilayah lainnya berjalan lancar.

oleh Katharina Janur diperbarui 05 Feb 2018, 08:31 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2018, 08:31 WIB
Papua
Transportasi jalur sungai yang sering digunakan oleh warga Asmat (Liputan6.com / Katharina Janur)

Liputan6.com, Jayapura - PT Pertamina (Persero) MOR VIII Maluku Papua terus mempermudah penyaluran bahan bakar minyak (BBM), terutama untuk relawan yang sedang bertugas dalam pemulihan kejadian luar biasa (KLB) di Asmat.

Caranya, Pertamina memberikan cadangan BBM untuk kapal, agar tugas relawan dapat dilaksanakan dengan baik dan tidak kehabisan BBM di tengah jalan atau bahkan bisa pulang pergi dalam pengobatan dan evakuasi pasien ke Agats, ibu kota Kabupaten Asmat.

Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR VIII Maluku Papua, Eko Kristiawan, menuturkan bantuan yang diberikan untuk relawan sebanyak 15 drum yang berisi 3.000 liter. Bantuan BBM itu diserahkan Kepala Seksi Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Asmat, Freddi Lopes, sebagai perwakilan posko penanggulangan bencana.

"Bantuan ini langsung didistribusikan untuk kapal-kapal relawan yang bertugas. Pertamina selalu berupaya menjaga ketahanan stok BBM di Kabupaten Asmat, sebagai bentuk dukungan atas penanggulangan KLB campak dan gizi buruk," ujar Eko, Minggu (4/2/2018).

Saat ini, ada delapan lembaga penyalur BBM di Asmat yang terdiri dari tujuh SPBU Kompak dan satu SPBU khusus nelayan dengan harga jual Premium Rp 6.450 dan Solar Rp 5.150, sesuai Perpres.

"Pertamina memastikan distribusi BBM di Asmat dan wilayah lainnya berjalan lancar. Kami usahakan yang terbaik untuk menjaga ketahanan stok BBM di seluruh lembaga penyalur,” Eko menambahkan.

Stok BBM Aman di Asmat

Papua
BBM untuk para relawan gizi buruk dan campak di Asmat (Liputan6.com / Katharina Janur / Pertamina MOR VIII)

Akses transportasi ke 23 distrik dan 244 kampung di Kabupaten Asmat seluruhnya dilalui dengan transportasi sungai. Masyarakat di Kabupaten Asmat selalu menggunakan perahu cepat atau perahu tempel, bahkan kole-kole (sebutan perahu dari kayu) untuk menyinggahi distrik satu ke distrik lainnya.

Termasuk dengan para relawan atau tim medis yang sedang melakukan pengobatan dan pemulihan pasien gizi buruk dan campak di Asmat, hampir keseluruhannya ditempuh dengan transportasi sungai.

"Stok BBM di Kabupaten Asmat akan aman sampai 22 hari ke depan. Kami akan terus menjaga kontinuitas distribusi di wilayah tersebut. Konsumsi utama masyarakat di Kabupaten Asmat adalah produk premium, untuk transportasi sungai menggunakan perahu motor tempel atau perahu cepat," jelas Eko.

Pertamina setempat mengklaim relatif tidak ada penggunaan BBM untuk kendaraan darat, karena topografi Kabupaten Asmat berupa sungai dan rawa. Pertamina akan terus berkoodinasi dan bekerja sama dengan pihak terkait untuk memastikan distribusi BBM di Asmat dan wilayah lain berjalan lancar. Sepanjang Januari 2018, rata-rata stok harian per lembaga SPBU Kompak, untuk premium 35.5 KL dan solar 12.4 KL.

Sebelumnya, Pertamina MOR VIII juga melaksanakan program jangka panjang selama 2018 untuk Kabupaten Asmat yang meliputi pemberian bantuan tambahan asupan gizi untuk balita dan ibu hamil di tiga lokasi setiap bulan dan pengadaan faslitas pelayanan kesehatan berupa kapal cepat sebagai ambulans.

Selain obat-obatan, ada pula makanan tambahan dan susu bagi penderita gizi buruk dan campak di Asmat. Minggu siang tadi, 39 ribu kelambu antinyamuk tiba di Pelabuhan Agats dari Kementerian Kesehatan.

"Kelambu diprioritaskan untuk balita dan ibu hamil, guna mencegah penyakit malaria. Distribusi kelambu akan dilakukan bersamaan dengan pengerahan tim personel Satgaskes TNI ke pedalaman Asmat," kata Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf, Muhammad Aidi, Minggu (4/2/2018).

Saksikan video pilihan berikut ini: https://www.vidio.com/watch/1252002-lukas-enembe-pemkab-asmat-tidak-becus-atasi-klb-gizi-buruk-fokus

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya