Liputan6.com, Pekanbaru - Pemerintah Provinsi Riau menetapkan daerahnya berstatus Siaga Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Penetapan itu didasarkan temuan di lapangan bahwa kebakaran terjadi merata di seluruh wilayah, kecuali Kuantan Singingi, sejak awal 2018.
Berdasarkan laporan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, hingga Februari 2018 sudah 633 hektare lahan menjadi arang karena terbakar.
"Ada 11 kabupaten kota yang lahannya terbakar sampai Februari ini, totalnya lebih kurang 633 hektare," kata Edwar di Pekanbaru, Selasa petang, 20 Februari 2018.
Advertisement
Pemadaman telah dilakukan secara masif, baik melalui jalur darat maupun udara dengan teknik water bombing. Water bombing menggunakan helikopter yang disiagakan di Lanud Roesmin Nurjadin atau helikopter bantuan perusahaan.
"Water bombing sudah 163.000 liter air digunakan. Belum lagi yang digunakan oleh tim darat dari Polri, TNI, Manggala Agni, dan instansi terkait lainnya," ucap Edwar.
Baca Juga
Menurut Edwar, kebakaran lahan paling luas terjadi di Kabupaten Kepulauan Meranti. Sejak terjadi kebakaran di sana, setidaknya ada 211Â hektare lebih lahan terbakar, sebagian besarnya berstruktur gambut.
Berikutnya Kabupaten Indragiri Hulu dengan total luasan 121 hektare, kemudian Kabupaten Bengkalis 88 hektare, Kota Dumai 86 hektare, serta Pekanbaru dan Pelalawan, masing-masing 31 hektare lahan terbakar.
"Paling kecil di Rokan Hulu 1 hektare, Siak Seluar 2,5 hektare, Kampar 15 hektare, Rokan Hilir 21 hektare, dan Indragiri Hilir 24 hektare," sebut Edwar.
Dengan penetapan Siaga Karhutla, kata Edwar, pihaknya kian mengintensifkan pemadaman dan penanggulangan kebakaran lahan di titik api terpantau supaya tidak terjadi bencana asap.
"Sekali layar terkembang, pantang asap terulang," kata Edwar.
Â
Kebakaran Terus Berlangsung
Sementara itu, Kepolisian Daerah Riau menyebut kebakaran masih terus berlangsung. Setelah pemadaman di Kepulauan Meranti, kebakaran terpantau di Bengkalis dan Siak.
Menurut Kabid Humas Polda Riau, Kombes Guntur Aryo Tejo, kebakaran di Siak terjadi di Kampung Mengkapan Kecamatan Sungai Apit. Petugas gabungan dari Polri, TNI, Manggala Agni, dan Masyarakat Peduki Api (MPA) dikerahkan untuk menjinakkan api.
Menurut Guntur, pemadaman memang berhasil dilakukan, tapi petugas tetap waspada dengan mendinginkan lahan terbakar supaya tidak berkobar lagi. Lokasinya sangat sulit karena tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.
"Petugas hanya bisa masuk berjalan kaki sejauh 500 meter, setelah menggunakan sepeda motor dengan jarak 3 kilometer," ucap Guntur.
Guntur menerangkan, lahan terbakar merupakan milik warga bersemak belukar. Sebagiannya sudah ditanami sawit dan masih mengeluarkan asap karena kondisi tanah gambut, meski sudah dipadamkan.
"Lahan tersebut kini masih dalam proses penyelidikan kepolisian," kata Guntur.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement