Liputan6.com, Sorong - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, mengajak putra bungsunya Alvy Xavier dan cucunya Arman Hilmansyah mengunjungi kapal Rainbow Warrior III. Kapal legendaris milik organisasi lingkungan global Greenpeace itu sedang lepas jangkar di perairan Sorong, Papua Barat, Sabtu pagi tadi.
Menteri Susi tiba di kapal Rainbow Warrior yang sedang menjalankan misi Jelajah Harmoni Nusantara di perairan Indonesia selama dua bulan tersebut pada pukul 08.30 WIT. Ia disambut oleh Kapten Kapal Rainbow Warrior Hettie Geenen.
"Pagi..pagi...Wow, kapten perempuan! Senang bisa bertemu kalian semua. Kamu luar biasa," ucap Menteri Susi saat disambut Kapten Hettie Geenen, Sabtu (17/3/2018), dilansir Antara.
Advertisement
Menteri Susi dan Kapten Hettie kemudian duduk bersama di deck kapal, diiringi nyanyian dari Robi Navicula, vokalis dari grup band Navicula yang juga dikenal sebagai aktivis lingkungan.
Baca Juga
"Perkenalkan ini anak saya dan cucu saya," ujarnya kepada Hettie.
Kemudian Susi diajak berkeliling ke dalam kapal. Ia menyapa para awak kapal yang menyambut Susi. Tiba di ruang makan, masakan buatan koki Daniel Bravo Garibi sudah menanti untuk dicicipi.
"Waw masak-masak. Selamat pagi!" kata Susi menyapa koki Daniel.
"Senang bertemu dengan Anda," ujar Daniel, koki asal Meksiko.
Susi juga menyapa asisten koki yang berasal dari Indonesia, Arbi Ramadhan Sudrajat. "Kamu dari Indonesia toh," sapa Susi kepada Arbi, volunter Greenpeace Indonesia.
"Bagus sekali di sini, multinasional kru. Bravo Madame Commander!" ujar Susi kepada Kapten Kapal Rainbow Warrior tersebut.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Menu Pilihan Menteri Susi
Menteri Susi menyempatkan diri sarapan di atas kapal. Ia memilih nasi merah, ikan, dan sayur-sayuran. "Saya sangat suka sayur-sayuran, makan ayam kadang-kadang, daging sesekali saja," katanya.
Menteri Susi menambahkan, masakan koki di kapal biasanya lebih enak karena mereka harus berusaha lebih keras untuk mendapatkan rasa yang lebih enak. "Kalau makanan tidak enak, para awak kapal tidak menjadi senang," ujar Susi.
Di sela sarapan, Susi meminta putra bungsunya Alvy Xavier untuk menunjukkan bakatnya bermain gitar di depan Kapten Kapal Rainbow Warrior Hettie Geenen. "Alvy main gitar di sini, Kapten Hettie mau lihat. Kalau dia suka, kamu bisa tinggal di sini," seloroh Menteri Susi.
Setelah dihibur oleh penampilan Alvy, Susi kembali berkeliling kapal. Ia dibawa ke ruang kemudi kapten, lalu menuju ke anjungan kapal seraya menikmati pemandangan perairan Sorong.
Susi sempat mempromosikan pesan yang kerap ia ucapkan kepada Kapten Hettie. "Saya sedang bersama Kapten Rainbow Warrior. Saya sedang sarapan makan nasi beras merah dan ikan yang dimasak oleh koki Daniel yang sangat jago masak ikannya. Ingat, tidak makan ikan, saya tenggelamkan," ujar Susi.
Setelah dua jam, Menteri Susi meninggalkan kapal Rainbow Warrior dan melanjutkan kunjungan kerjanya.
Â
Advertisement
Pesan Menteri Susi
Menteri Susi pun menyampaikan pesan untuk menjaga keberlanjutan kelautan dan perikanan saat mengunjungi Kapal Rainbow Warrior yang sedang lepas jangkar di perairan Sorong, Papua Barat.
Menurutnya, tidak boleh lagi kapal-kapal asing menjarah laut Indonesia. Nelayan tradisional, penangkapan ikan tradisional, alat tangkap yang ramah lingkungan, pun tidak boleh beroperasi di laut Papua.
"Para pengebom ikan juga harus ditindak, ditangkap, masyarakat Papua tidak boleh skeptis, apatis, diam membiarkan lautnya dirusak dan dijarah oleh orang-orang dari luar Papua," ujar Susi di kapal Rainbow Warrior, Sabtu (17/3/2018), diwartakan Antara.
Susi juga mengatakan bahwa lautan menutup sekitar 71 persen permukaan bumi sehingga harus dilindungi. Menurutnya, negara-negara di dunia harus bersama-sama menjaga laut lepas untuk menjaga kelestarian laut. Ia mengaku sudah menyampaikan hal tersebut saat sidang tahunan PBB, 6th Annual UN Forum on Business and Human Rights (FBHR) di Jenewa Swiss, akhir tahun lalu.
"Saya bilang ke PBB harus mulai mengawasi laut lepas, karena 71 persen dari bumi ini adalah laut, dan 61 persen dari 71 persen laut adalah laut lepas," ujarnya.
Menteri Susi mengatakan pula, "Greenpeace, kalian bilang hutan itu berpengaruh terhadap perubahan iklim, padahal 71 persen dari Bumi ini kan laut, jadi peran laut terhadap perubahan iklim pasti sangat besar."