Heboh Temuan Ukiran Kuno Dinding Batu di NTT

Dinding batu tersebut berada di area perkebunan milik warga sekitar 1 kilometer dari Desa Hingalamengi.

oleh Amar Ola Keda diperbarui 17 Mar 2018, 09:02 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2018, 09:02 WIB
Ukiran Kuno
Foto : Ukiran kuno pada dinding batu yang ditemukan warga (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang - Warga Desa Hingalamamengi, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), dihebohkan dengan ukiran kuno pada dinding batu setinggi 6 meter dengan panjang sekitar 20 meter.

Dinding batu tersebut berada di area perkebunan milik warga sekitar 1 kilometer dari Desa Hingalamengi.

Beberapa ukiran yang ditemui di dinding batu tersebut di antaranya manusia yang sedang menari, manusia berekor seperti ular, tengkorak, perahu, dan anak tangga, serta beberapa ukiran lainnya.

Ukiran kuno tersebut ditemukan Hanan Abdul Latif Lali Ehak(41) pada akhir Agustus 2017. Namun, ia baru membuka rahasia tersebut pada Minggu, 4 Maret lalu.

"Waktu itu saya cari kambing yang nyasar menuju area dinding batu ini dan ternyata saat saya sibak ranting pohon saya temukan ini," ujar Abdul kepada Liputan6.com, Jumat, 16 Maret 2018.

Abdul mengaku sebelum menemukan ukiran batu ini dirinya sempat mendapatkan isyarat lewat mimpi. Namun dirinya merahasiakan hal tersebut. "Itu rahasia dan saya dan tidak bisa saya ungkapkan," kata Abdul.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Terima Isyarat Lewat Mimpi

Ukiran Kuno
Foto : Hanan Abdul Latif Lali Ehak, menunjukan temuan ukiran kuno pada dinding batu (Liputan6.com/Ola Keda)

Abdul mengaku sebelum menemukan ukiran batu ini dirinya sempat mendapatkan isyarat lewat mimpi. Namun dirinya merahasiakan hal tersebut. "Itu rahasia dan saya dan tidak bisa saya ungkapkan," kata Abdul.

Hingga saat ini, Abdul dan warga setempat belum mendapat petunjuk yang pasti tentang keberadaan ukiran kuno pada dinding batu tersebut.

"Belum ada, tetapi sejak kecil memang kami dilarang orangtua kami untuk masuk ke area ini. Mereka tidak menjelaskan kepada kami kenapa tidak boleh bermain di tempat ini," kata Abdul.

Namun, dinding batu ini sudah dikeramatkan warga setempat sejak dahulu. "Tempat ini sangat keramat, sehingga kami juga tidak berani masuk ke sini. Bahkan​ menebang bambu di sekitar pun kami tidak berani," imbuh Abdul.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya