Liputan6.com, Denpasar - Tak seperti biasanya, malam ini Bali gelap gulita. Ya, itu lantaran umat Hindu Bali tengah merayakan Nyepi. Ada beberapa hal yang dilarang selama proses Nyepi berjalan.
Ketua PHDI Provinsi Bali, Gusti Ngurah Sudiana sebelum Nyepi berlangsung menjelaskan, hal-hal yang dilarang saat Nyepi berlangsung disebut Catur Brata Penyepian.
Catur Brata Penyepian, yakni Amati Karya (tidak bekerja), Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang). Semua orang mematuhi kebijakan ini.
Advertisement
Baca Juga
Toleransi antar-umat beragama begitu kental kala umat beragama lain ikut memadamkan lampu dan tidak bepergian keluar rumah. Hanya pecalang (petugas keamanan desa adat) yang berjaga-jaga di sepanjang malam berlangsung.
Mereka memastikan Nyepi berjalan khidmat. Di sisi lain, seakan sadar umat Hindu Bali tengah merayakan ibadah Nyepi, tak ada lolongan anjing yang sahut-menyahut seperti malam-malam biasanya. Benar-benar sunyi.
Ya, malam ini seluruh pelosok Bali, seperti di Denpasar, bak kota mati. Sunyi, senyap, bahkan jangkrik pun seakan turut merasakan kenikmatan Nyepi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Bali Tetap Tenang
Udara pun begitu segar dihirup. Tak ada polusi yang mengotori lingkungan kita. Semua aktivitas terhenti. Meski gelap gulita, Bali tetap terang.
Bintang gemintang menyinari dari atas Pulau Dewata. Begitu indah menyaksikan hamparan bintang-bintang berjajar di atas langit.
Meski penerangan padam, cahaya ribuan bintang membuat seakan Pulau Seribu Pura bercahaya. Sejak pagi tadi pukul 06.00 Wita, umat Hindu melaksanakan Nyepi yang berlangsung setahun sekali. Nyepi akan usai esok pagi, Minggu (18/3/2018), pukul 06.00 Wita.
Selama proses Nyepi berlangsung, biasanya umat Hindu Bali melaksanakan puasa. Bahkan, beberapa di antaranya puasa berbicara karena ingin merasakan khusyuknya Nyepi.
Advertisement