Insiden Dramatis Saat Petani Jambi Melintas di Sarang Buaya

Beberapa pekan sebelumnya, warga Jambi baru saja dihebohkan dengan penemuan seekor buaya mati telentang di sungai.

oleh Bangun Santoso diperbarui 19 Mar 2018, 11:30 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2018, 11:30 WIB
Serangan Buaya di Jambi
Warga melepas buaya yang baru saja menyerang seorang petani di perkebunan sawit Desa Catur Rahayu, Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjabtim, Jambi. (Foto: Istimewa/B Santoso)

Liputan6.com, Jambi - Teror serangan buaya kembali terjadi di Provinsi Jambi. Kali ini, hewan predator itu menyerang seorang petani di Desa Catur Rahayu, Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim).

Dari informasi warga, serangan buaya itu terjadi pada Jumat, 16 Maret 2018. Bermula saat seorang petani bernama Masukin tengah bekerja di kebun sawit miliknya di Desa Catur Rahayu. Saat melintasi sebuah semak-semak rimbun, tiba-tiba kaki sebelah kirinya disambar moncong buaya.

"Kuatnya terkaman buaya sampai korban terbanting," ujar Puji, salah seorang warga Desa Catur Rahayu saat dihubungi Liputan6.com, Senin (19/3/2018).

Beruntung, korban saat itu mengenakan sepatu bot yang biasa dipakai para petani sawit. Sehingga gigitan buaya tidak sampai melukai kakinya dengan serius.

Saat buaya tersebut melepaskan gigitannya, Masukin lantas berlari sembari berteriak minta tolong. Warga yang kaget langsung berdatangan dan mengejar buaya yang diketahui tengah bertelur tersebut.

"Buayanya berhasil ditangkap karena lemas dikejar-kejar warga. Namun setelah itu dilepaskan lagi ke sungai," ucap Puji.

Menurut dia, buaya tersebut berukuran lumayan panjang, sekitar tiga meter. Desa Catur Rahayu, kata dia, memang dikenal banyak terdapat buaya. Sebab, wilayahnya sebagian besar adalah rawa yang dipenuhi sungai-sungai kecil.

 

Penemuan Telur Buaya

Buaya Jambi
Tim BKSDA Jambi melepasliarkan bayi-bayi buaya langka hasil perdagangan gelap di kawasan koservasi di Kabupaten Tanjabtim, Jambi. (Foto: Dok BKSDA Jambi/B Santoso)

Secara terpisah, Kepala Seksi Wilayah III, Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, Faried membenarkan kejadian tersebut.

Menurut dia, usai menerima laporan dari warga akan keberadaan buaya, tim BKSDA Jambi langsung turun mengecek lokasi.

"Buayanya sudah dilepas oleh warga di sungai. Setelah dicari hanya ditemukan telurnya dan kita amankan," ujar Faried.

Untuk itu, ia pun mengimbau agar warga lebih berhati-hati saat beraktivitas. Sebab, Kabupaten Tanjabtim memang memiliki populasi buaya yang cukup banyak.

Daerah Tanjabtim bahkan cenderung lebih banyak terdapat populasi buaya dibanding daerah lain di Jambi. Selain terdapat banyak rawa, daerah itu juga dialiri banyak anak Sungai Batanghari.

Akan tetapi, seiring perkembangan kehidupan manusia, kawasan rawa dan hutan kini sudah beralih fungsi menjadi permukiman maupun perkebunan.

"Alih fungsi ini memengaruhi habitat buaya sehingga kerap muncul. Dan bahkan bisa terjadi konflik dengan manusia," ucap Faried menandaskan.

 

Buaya Mati Telentang

Buaya Jambi
Warga Desa Catur Rahayu, Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjabtim, Jambi dihebohkan dengan penemuan seekor buaya mati telentang di pinggir sungai. (Foto: Istimewa/B Santoso)

Pada 5 Februari 2018 lalu, warga Desa Catur Rahayu juga dihebohkan atas penemuan seekor buaya yang mati teletang di pinggir sungai.

Awalnya, warga menduga buaya tersebut mati terpapar racun usai memakan bangkai binatang di sungai. Namun setelah dicek oleh tim BKSDA Jambi, buaya tersebut diduga mati karena ditombak warga yang panik saat bertemu buaya.

Menurut Kepala Seksi Wilayah III, BKSDA Jambi Faried, buaya mati tersebut bukanlah korban perburuan. Namun, diperkirakan karena ada warga yang reflek dan panik saat melihat buaya di sungai.

"Mungkin ada buaya lewat perkebunan sawit. Warga yang melihat kemudian reflek menombak kepala buaya menggunakan dodos sawit," ujar Faried.

Dodos merupakan alat memanen buah kelapa sawit. Ujungnya sedikit melebar tajam yang diberi gagang panjang untuk memudahkan menjangkau buah sawit yang tinggi.

BKSDA Jambi mengimbau agar masyarakat tidak mudah panik saat bertemu buaya atau binatang lainnya. Jika melihat sosok buaya, warga diharapkan segera melapor melalui call center BKSDA Jambi di nomor 0823-7779-2384.

 

Deretan Teror Buaya di Jambi

Serangan Buaya di Jambi
Dua orang perempuan di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi dalam waktu berdekatan meninggal dunia akibat serangan buaya di sungai Batanghari. (Foto: Dok Polres Tebo/B Santoso)

Serangan buaya menjadi momok menakutkan bagi warga Jambi terutama yang tinggal di bibir sungai. Belum lama ini, serangan buaya menyebabkan dua orang perempuan di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi meninggal dunia.

Mereka adalah Hofsah (53) dan Samsidar (66). Keduanya meninggal di sungai dengan jasad tak utuh diduga karena diserang buaya.

Korban pertama adalah Samsidar, warga Desa Melako Intan, Kecamatan Tebo Ulu, Kabupaten Tebo, ini awalnya dinyatakan hilang pada Rabu, 21 Februari 2018 sekitar pukul 15.00 WIB. Ia diduga diserang buaya saat tengah menyeberangi Sungai Batanghari saat pulang dari kebun miliknya.

Jasad Samsidar ditemukan selang sehari kemudian dengan kondisi mengenaskan. Saat ditemukan, tubuhnya mengambang di sungai dan sudah tak utuh lagi. Kedua tangannya hilang, bagian perut ke bawah hingga kaki juga hilang.

Sekitar empat hari sebelumnya, warga Desa Pulau Jelmu, Kecamatan Tebo Ulu, Kabupaten Tebo, juga baru dibuat heboh. Seorang warganya bernama Hofsah (55) meninggal dunia usai diterkam dan diseret buaya ke dalam sungai.

Peristiwa nahas tersebut terjadi pada Sabtu pagi, 17 Februari 2018. Saat itu, korban tengah mencuci bersama seorang temannya di pinggir Sungai Batanghari yang tak jauh dari rumahnya.

Saat hendak berdiri, tiba-tiba ada seekor buaya dengan moncong menganga langsung menyambar kaki Hofsah. Sontak tubuh perempuan paruh baya itu langsung terempas diseret hewan predator itu ke tengah sungai.

Menurut saksi mata, usai menarik paksa korbannya, buaya ganas tersebut sempat menampakkan diri ke permukaan air sebelum akhirnya menghilang.

Jasad korban baru bisa ditemukan 24 jam setelahnya. Ia ditemukan pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB pada Minggu, 18 Februari 2018. Lokasi penemuan berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi hilangnya korban, yakni di Desa Koto Joyo yang memang bersebelahan dengan Desa Pulau Jelmu.

Teror buaya bukan kali ini saja terjadi di Jambi. Pada Desember 2016, masih di Kecamatan Tebo Ulu, Kabupaten Tebo tepatnya di Kelurahan Pulau Temiang, seorang bocah SD umur 12 tahun bernama Rio juga ditemukan meninggal usai menjadi korban keganasan buaya di Sungai Batanghari.

Jasad bocah malang itu yang masih mengenakan seragam sekolah itu ditemukan rusak, diduga akibat serangan buaya.

Kemudian antara Maret dan April 2017, buaya diketahui menyerang dua warga di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Jambi, di lokasi berbeda. Meski berhasil menyelamatkan diri, keduanya diketahui mengalami luka-luka akibat serangan buaya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya