Gagal Berangkat Umrah, Calon Jemaah Ancam Jual Kantor Abu Tour Kendari

Kantor Abu Tour Travels itu diperkirakan memiliki harga mencapai Rp 5 miliar.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 30 Mar 2018, 20:03 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2018, 20:03 WIB
Penyegelan Kantor Abu Tours di Kendari
Penyegelan Kantor Abu Tours Travels di Kota Kendari, Kamis (29/3/2018). Aksi ini dilakukan warga yang gagal berangkat umrah. (Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Kendari - Kantor Abu Tour Travels yang berkantor di Jalan Saosao, Kelurahan Bende, Kecamatan Kadia, disegel belasan warga yang merupakan calon jemaah umrah melalui agen travel tersebut pada Kamis, 29 Maret 2018. Warga sudah mendatangi kantor itu sejak pukul 07.00 Wita hingga pukul 14.00 Wita.

Penyegelan kantor, dilakukan sepihak oleh warga dengan pengawalan ketat aparat kepolisian. Meskipun sempat berteriak-teriak emosi saat melakukan aksi penyegelan, polisi yang berjaga tetap mengawasi mereka agar tetap tertib.

Warga, awalnya datang memeriksa kondisi kantor yang kosong. Setelah itu, tanpa banyak menunggu, sebuah spanduk kuning dibentangkan dengan paksa di depan pintu.

Kemudian, calon jemaah umrah itu merekatkan spanduk dengan paku dan palang kayu. Spanduk itu bertuliskan, "Gedung dan aset yang ada di tempat ini dalam pengawasan agen/jemaah Abu Tour".

Usai penyegelan, hingga menjelang sore hari, gedung yang biasanya didatangi 7 orang pegawai Abu Tour Travels itu tetap dalam kondisi kosong dan tersegel.

"Kita hanya dijanji, padahal bersama warga lainnya sudah bayar hingga Rp 180 juta, hari ini kita tutup kantor ini," tegas Arifin, salah seorang calon jemaah.

Diketahui, warga calon jemaah umrah ini, awalnya akan berangkat umrah pada Januari-Februari lalu. Namun, rencana ini hanya janji manis dari pihak travel. Hingga menjenlang akhir Maret 2018, ratusan bahkan ribuan calon jemaah umrah asal Kota Kendari dan Sulawesi Tenggara gagal berangkat.

Alasan pihak Abu Tour sebelumnya, karena ada kesalahan penghitungan setoran jemaah untuk setiap kali umrah. Tidak hanya itu, pihak Abu Tour Travels Kendari mengatakan keterlambatan keberangkatan jemaah karena adanya penambahan biaya masuk dan pajak bagi jemaah umrah dan haji. Sehingga, untuk mengatasi hal ini pihak travel harus melakukan terobosan.

"Harus ada penambahan setoran bagi jemaah yang akan berangkat, tidak hanya itu jemaah juga diwajibkan mencari tiga orang jemaah lainnya untuk bisa berangkat," ujar Kepala Bidang Manifest Abu Tour Travels Cabang Kendari, Slamet Setiani, beberapa waktu lalu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ancam Jual Kantor

Penyegelan Kantor Abu Tours di Kendari
Penyegelan Kantor Abu Tours Travels di Kota Kendari, Kamis (29/3/2018). Aksi ini dilakukan warga yang gagal berangkat umrah. (Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Seorang dosen pada salah satu universitas di Kendari yang sudah berhasil meraih gelar profesor dan doktor pun ikut merasa tertipu oleh pihak Abu Tours Travels. Pria paruh baya ini, diketahui bernama Arafah.

Menjadi komando belasan warga, Arafah menegaskan dirinya sempat sebagai agen perjalana haji itu sejak tahun lalu. Namun, pihaknya kesal karena 8 orang jemaah yang sudah membayar ke Abu Tours Travels melalui agennya, hingga hari ini belum juga berangkat.

"Kalau tidak dikembalikan uang kami, kami akan jual kantor ini dalam waktu dekat," ujar Arafah.

Arafah bersama 8 orang lainnya sudah menyetor ke Abu Tours berupa uang tunai sebesar Rp 180 juta. Namun, uang ini tidak jelas dibawa ke mana oleh pihak travel.

"Tapi kami masih bingung, sertifikat rumah ini di mana? Kalau kami jual, pasti pembeli akan tanyakan surat-surat dan sertifikat," kata dosen senior di fakultas ekonomi itu.


Gedung Kantor Bernilai Miliaran Rupiah

Penyegelan Kantor Abu Tours di Kendari
Penyegelan Kantor Abu Tours Travels di Kota Kendari, Kamis (29/3/2018). Aksi ini dilakukan warga yang gagal berangkat umrah. (Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Gedung kantor yang sudah beroperasi di Kota Kendari sejak 2016 itu, ternyata sudah dibeli oleh pihak travel dari pengembang sejak awal. Harga gedung, menurut informasi salah seorang warga di sekitar kantor, senilai Rp 5 miliar.

"Sudah dibeli sama pihak ABU Tours Travels, memang itu sudah jadi milik resmi perusahaan," ujar salah seorang waga yang namanya enggan disebut, Kamis, 29 Maret 2018.

Gedung tersebut, diketahui berlantai tiga dan berjejer sejajar dengan sejumlah bangunan ruko lainnya. Namun, gedung kantor Abu Tours Travels, lebih megah dibanding ruko lainnya di kompleks itu.

Kondisi cat gedung dan ruangan juga lebih mewah dibanding ruko lainnya di sekitar gedung. Selain berlantai keramik, kantor Abu Tour juga dilengkapi dengan sejumlah ruangan dan fasilitas kerja yang cukup bagus.

"Ini kantor travels termegah di Kota Kendari. Karena yang lain lebih sederhana," ujar Hamrin, salah seorang warga di sekitar kompleks.

Kanwil Kemenag Sultra Cabut Izin Operasi

Kantor Wilayah kementerian Agama Sulawesi Tenggara tinggal menunggu surat perintah dari Kemenag Pusat di Jakarta untuk menutup Kantor ABU Tour Travels. Sebab, Kemenag melakukan investigasi dan sudah menemukan sejumlah kejanggalan di lapangan.

"Laporan pihak Abu Tour Travels sendiri, ada sebanyak 2.300 jemaah calon umrah yang belum berangkat," ujar Kepala Bidang Penyelenggaraan Ibadah haji dan Umrah Kanwil Kemenag Sultra, La Maidu, Rabu, 28 Maret 2018.

La Maidu mengatakan pihaknya tinggal menunggu surat rekomendasi penutupan dari Kemenag RI. Setelah itu, paling lama Senin (2/4/2018), Kemenag Sultra akan turun dan membekukan langsung izin operasi Abu Tour Travels.

"Namun, secara de facto, Abu Tour Travels sebenarnya sudah ditutup dan berhenti beroperasi, sebab banyak masyarakat yang merasa dirugikan dan masalah perusahaan ini di berbagai wilayah di Indonesia," ujar La Maidu.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya