Misteri 2 Wanita dan Bayi dalam Bus Napiter yang Dipindah ke Nusakambangan

Keberadaan dua wanita dan bayi dalam bus rombongan napi teroris Mako Brimob yang dipindah ke Nusakambangan bukanlah hal yang lazim

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 12 Mei 2018, 22:30 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2018, 22:30 WIB
Detik-detik ketika bus rombongan napi teroris dari Mako Brimob tiba di Lapas Nusakambangan. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Detik-detik ketika bus rombongan napi teroris dari Mako Brimob tiba di Lapas Nusakambangan. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Iring-iringan delapan bus yang membawa napi teroris Mako Brimob tiba di pelabuhan khusus penyeberangan ke Pulau Nusakambangan, Dermaga Wijapayura, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis sore, 10 Mei 2018.

Mendekati gerbang dermaga, bus melaju pelan. Saat itu, dari arah depan, terlihat dua orang wanita dan satu bayi berada di bus kursi depan.

Keberadaan dua wanita dan bayi dalam bus rombongan napi teroris Mako Brimob yang dipindah ke Nusakambangan bukanlah hal yang lazim. Dua wanita dan satu bayi dalam bus ini pun menimbulkan tanda tanya.

“Dari sini jelas banget. Ada dua perempuan, ada bayinya,” kata seorang warga Cilacap yang tak ingin disebut namanya.

Jika disebut keluarga, napi teroris belum diperkenankan bertemu dengan keluarga lantaran masih diisolasi pasca-kerusuhan Mako Brimob. Jika ia adalah napi teroris perempuan, tak ada satu pun lapas wanita di Nusakambangan.

Lantas, siapakah dua wanita dan satu bayi ini?

Sabtu, 12 Mei 2018, Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS), Sri Puguh Budi Utami berkunjung ke Lapas di Nusakambangan. Ia mengecek langsung kondisi lapas setelah pemindahan napi teroris dari Rutan Mako Brimob.

Saksikan video wawancara soal 2 wanita dan bayi yang dipindah ke Nusakambangan:

Wanita dalam Bus Napi Teroris Berinisial AIK dan MID?

Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS), Sri Puguh Budi Utami. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS), Sri Puguh Budi Utami. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Ia membenarkan ada dua wanita dan satu bayi yang turut dipindah dari Mako Brimob ke Nusakambangan. Tetapi, ia tak menyebut statusnya sebagai tahanan kasus terorisme atau sudah menjadi narapidana.

Saat dikonfirmasi apakah dua nama wanita yang terjerak kasus terorisme itu adalah AIK dan MID, Sri tak membenarkan, tapi juga tak membantah.

Informasi yang diperoleh Liputan6.com, dua perempuan itu ditangkap terkait jaringan Islamic State Irak and Syiria (ISIS) di Bandung. Salah satunya, melahirkan di Rutan Mako Brimob.

“Yang perempuan dan bayi kita tempatkan di Lapas Batu. Yang tempatnya, sangat-sangat terpisah. Satu kamar satu orang. (Namanya Meilani ya Bu?) Ya, mungkin itu,” Sri menerangkan.

Menurut dia, penempatan seorang napi perempuan di Lapas “High Risk” Narkoba, LP Batu sangat mungkin. Sebab, mereka ditempatkan terpisah dan satu orang satu kamar alias kamar isolasi penuh.

Ia pun menjamin, meski tak ada lapas khusus perempuan di Nusakambangan, Ditjen PAS menjamin hak-hak perempuan dan anak. Selain fungsi pembinaan, menurut dia, penjara adalah tempat menegakkan HAM.

 

Tanggapan Tim Pengacara Muslim Soal Napi Perempuan di Nusakambangan

Delapan bus yang membawa napi teroris dari Mako Brimob diseberangkan ke Nusakambangan. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Delapan bus yang membawa napi teroris dari Mako Brimob diseberangkan ke Nusakambangan. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Terkait jumlah pasti napi yang dipindah ke Nusakambangan, Sri Puguh menerangkan bahwa angkanya bukan 155 orang. Sebabnya, ada yang masih ditinggal di Mako Brimob.

“Penempatannya masih bergerak. Berdasar assesment ya jadi masih bisa berubah,” dia menerangkan.

Koordinator Tim Pengacara Muslim (TPM), Achmad Michdan, menilai pemindahan napi perempuan ke Lapas Nusakambangan bukan langkah tepat. Pasalnya, di Nusakambangan tak ada lapas perempuan.

Apalagi, jika perempuan beserta dengan anaknya yang masih bayi. Ia pun berencana untuk membicarakan itu dengan Dirjen PAS. Namun, ia belum memperoleh jadwal kapan bertemu.

Ia pun khawatir, hak-hak perempuan dan anak akan terganggu jika ditempatkan di Lapas Nusakambangan. Sebabnya, tak ada satu pun lapas perempuan dan fasilitas di Nusakambangan untuk perempuan dan anak.

Di luar napi perempuan, ia juga meminta agar Lapas Nusakambangan memperlakukan napi teroris, baik yang lama maupun yang baru dipindah dari Mako Brimob ke Nusakambangan agar diperlakukan secara baik.

“Saya berencana bertemu dengan Bu Dirjen, tapi sepertinya sekarang-sekarang ini Beliau sedang sibuk,” Michdan menuturkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya