Ronda Malam, Warga Sekitar Merapi dengar Suara Gemuruh

Puluhan warga di sekitar Gunung Merapi yang berjarak sekitar tujuh kilometer berjaga-jaga dengan menggelar ronda.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Mei 2018, 12:33 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2018, 12:33 WIB
Letusan Freatik Merapi
Pasca erupsi Merapi 2010, sejumlah letusan freatik terjadi dan sulit diprediksi.

Liputan6.com, Magelang - Masyarakat di desa terakhir lereng barat Gunung Merapi Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mengaktifkan ronda malam setelah pihak berwenang meningkatkan status aktivitas vulkanik gunung berapi itu dari normal menjadi waspada.

"Sampai Selasa dini hari ini kami masih berjaga, ronda malam, ada 25 orang saat ini yang ronda," kata seorang pemuka warga Dusun Gemer, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang Sibang, di Magelang, Selasa (22/5/2018) dini hari, dilansir Antara.

Beberapa saat menjelang pukul 02.00 WIB, mereka yang sedang ronda malam di jalan dusun setempat mendengar suara gemuruh disusul semburan material dari puncak Gunung Merapi itu. Jarak Dusun Gemer dengan puncak Gunung Merapi sekitar tujuh kilometer.

Ia mengatakan puncak Gunung Merapi terlihat dari dusun setempat meskipun tertutup kabut tipis.

Koordinator Organisasi Pengurangan Risiko Bencana Desa Srumbung, Kabupaten Magelang, Ahmad Muslim, mendapat informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang bahwa pada Selasa, pukul 01.47 WIB, terjadi erupsi susulan Gunung Merapi dengan tinggi kolom asap 3.500 meter condong ke barat dan berdurasi tiga menit.

"Benar, kami telah mendapat informasi dan telah diteruskan kepada warga kami di sini," katanya. Desa Srumbung salah satu desa di kawasan barat puncak Gunung Merapi.

Masyarakat setempat, kata Muslim, yang juga perangkat Desa Srumbung itu, juga berjaga atau mengaktifkan ronda malam setelah status Gunung Merapi naik menjadi Waspada.

Gunung Merapi yang kawasannya meliputi sejumlah kabupaten di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengeluarkan letusan freatik pada Jumat pagi, 11 Mei 2018. Letusan serupa terjadi tiga kali pada Senin, 21 Mei 2018, sejak dini hingga sore hari.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta menaikkan status aktivitas vulkanik Gunung Merapi dari level normal menjadi waspada mulai Senin, 21 Mei 2018, pukul 23.00 WIB. Status aktivitas vulkanik gunung berapi dari level terendah (Level I) hingga teratas (Level IV), secara berturut-turut meliputi Normal, Waspada, Siaga, dan Awas.

Gunung Merapi menghadapi fase letusan hebat pada 2010 disusul dengan banjir lahar hujan secara intensif hingga 2011 melewati berbagai sungai dan menerjang sejumlah desa di kawasan itu.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya