Tingkah Kocak Bocah-Bocah Samarinda Berburu Uang Lebaran

Ada yang senang, ada yang sedih, ada pula bocah Samarinda yang punya banyak akal untuk mendapatkan uang lebaran ekstra.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jun 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2018, 17:00 WIB
'Salam Tempel' Masih Jadi Tradisi Lebaran
Bagi-bagi uang atau 'salam tempel' di hari Lebaran atau Hari Raya Idulfitri memang selalu menyenangkan bagi bagi anak-anak.

Liputan6.com, Samarinda - Kebiasaan anak-anak bersilaturahmi Lebaran Idul Fitri sambil berburu hadiah uang di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, mengundang kelucuan melihat ulah mereka seperti ada yang menangis karena hanya mendapat sedikit dan ada juga yang dua kali mengunjungi rumah yang sama.

Gheandra (6) mengadu kepada kedua orangtuanya sambil menangis sesenggukan karena ia merasa mendapat uang sedikit. Sementara, kakaknya yang berusia 10 tahun dan teman-teman kakaknya memperoleh uang lebih banyak ketimbang dia.

"Mama, aku cuma dapat amplop dua, terus dua ribuannya ada 20, lima ribuannya cuma ada enam, tapi Kakak Gheffin dapat amplopnya banyak, uang yang di amplop juga banyak. Aku mau keliling lagi Ma, antarkan keliling, biar uangku juga banyak," ujar Gheandra menangis tanpa air mata, di Samarinda, Jumat, 15 Juni 2018, dilansir Antara.

Mendengar hal itu, mamanya kemudian sambil tersenyum mengatakan pada anaknya "Sudah, nggak apa-apa ya, ini mama kasih. Adik Gheandra mau yang mana, mau yang dua ribuan atau yang lima ribuan?" "Yang dua ribuan saja, tapi yang banyak," ucap Gheandra sambil wajahnya mulai ceria meski raut kesedihan masih terlihat.

Mamanya kemudian memberikan uang kertas dua ribuan lima lembar. Kali ini, raut mukanya benar-benar berbinar dan langsung lari ke luar menemui teman-temannya guna memamerkan tambahan uang.

Kejadian lucu lainnya adalah ada sekelompok anak yang sudah datang ke rumah salah seorang warga di Kelurahan Mugirejo, Samarinda, sekitar pukul 08.30 waktu setempat. Tapi, satu jam kemudian sebagian dari mereka datang lagi ke rumah yang sama dengan kelompok yang berbeda.

Tuan rumah yang mengetahui bahwa dalam kelompok tersebut ada dua anak yang sebelumnya sudah datang, akhirnya hanya mempersilahkan makan dan minum tanpa memberi uang. Sedangkan, anak yang baru datang masing-masing mendapat selembar uang lima ribuan, selain juga dipersilakan minum dan mengambil kue.

"Kamu dan kamu tadi sudah ke sini kan, tante masih ingat lho! Jadi, yang tante kasih uang hanya yang belum," ujar nyonya rumah.

Dua anak itu langsung tersipu malu dan salah satunya darinya menunjuk ke temannya bahwa temannya yang mengajak datang lagi.

 

Tak Akan Pulang

Ilustrasi uang
Ilustrasi uang (Liputan6.com/Nilam Suri)

"Berburu" uang kecil menjadi tradisi bagi anak-anak sambil berlebaran. Sementara, bagi masyarakat yang mampu juga menjadi "keharusan" untuk menyiapkan uang kecil bagi anak-anak. Jika ada anak-anak datang ke rumah, mereka tidak mau meninggalkan rumah tersebut sebelum dibagi uang yang nilainya tidak seberapa tersebut.

Saat awal Ramadhan 1439 Hijriah (Juni 2018), Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur Muhammad Nur mengatakan bahwa pihaknya menyiapkan uang baru senilai Rp 2,6 triliun untuk menghadapi permintaan masyarakat yang menukar uang kertas baru untuk lebaran.

BI Kaltim bahkan menggandeng hampir semua bank yang tersebar di wilayah Kaltim untuk layanan penukaran guna memudahkan masyarakat yang membutuhkan uang baru pecahan kecil. Namun, BI membatasi penukaran uang maksimal Rp 3,7 juta per orang karena banyaknya peminat.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya