Bagaimana Nasib Penghargaan Kota Layak Anak bagi Garut Usai Duel Maut Siswa SD?

Bupati Garut mewajibkan seluruh siswa SD belajar di madrasah untuk mencegah insiden duel maut terulang.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jul 2018, 15:01 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2018, 15:01 WIB
Makam FNM, Korban duel maut di Garut
Makam FNM, Korban duel maut di Garut (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Bupati Garut Rudy Gunawan menyatakan prihatin terhadap kasus perkelahian dua siswa Sekolah Dasar (SD)di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang berakhir seorang di antaranya meninggal dunia.

"Sangat prihatin, sedih," kata Bupati di Garut, Rabu, 25 Juli 2018, dilansir Antara.

Ia menuturkan, persoalan anak tersebut menjadi tanggung jawab bersama untuk introspeksi diri semua pihak agar kejadian tersebut tidak terulang kembali. Selain pemerintah, kata dia, perlu peran keluarga dan lingkungan sekitar untuk menjaga anak-anaknya agar tidak melakukan tindak kekerasan.

"Jadi pelajaran bagi kita, pemerintah, keluarga termasuk menguatkan guru, ulama, dan ustaz," kata Rudy.

Ia mengungkapkan, munculnya kasus tersebut membuat pemerintah daerah kaget, karena bertepatan dengan menerimanya penghargaan Kota Layak Anak dari pemerintah pusat. Jika kasus tersebut muncul sebelum meraih penghargaan, kata dia, tentunya penghargaan Garut sebagai Kota Layak Anak akan dipertimbangkan kembali.

"Ini jadi tamparan keras di saat kita mendapatkan penghargaan Kota Layak Anak," katanya.

Ia menyampaikan, kasus tersebut akan mendapatkan perhatian dari pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan yang harus dipatuhi oleh semua jajaran di lembaga pendidikan.

Salah satunya, kata dia, setiap siswa harus wajib sekolah madrasah dan menjadi syarat ketika siswa akan melanjutkan sekolahnya ke tingkat SMP.

"Di Garut ini sudah keras, semua wajib madrasah. Tidak boleh dia ke SMP kalau tidak punya ijazah madrasah," katanya.

Sebelumnya, dua siswa SD kelas 6 terlibat perkelahian yang dipicu karena tuduhan dari terduga pelaku kepada korban telah menyembunyikan buku pelajaran. Usai pulang sekolah, terduga pelaku menganiaya korban menggunakan gunting bekas pelajaran prakarya kesenian di sekolahnya.

Korban yang mengalami dua luka tusukan itu dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis. Setelah bolak-balik ke klinik, nyawa siswa SD itu tak terselamatkan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya