Sekakmat, Catur-Catur dari Purwodadi Siap Beraksi

Namun, bisnis pembuatan catur tersebut terkendala bahan kayu yang digunakan untuk memproduksi papan catur sulit didapat.

diperbarui 12 Agu 2018, 05:00 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2018, 05:00 WIB
Mengintip Industri Rumah Papan Catur di Purwodadi
Perajin membuat biji catur di Industri rumahan, Desa Sentul, Purwodadi, Pasuruan. (TIMES Indonesia/Adhitya Hendra)

Purwodadi - Di Desa Sentul, Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur ada industri rumahan yang memproduksi papan catur beserta biji caturnya. Industri rumahan yang berdiri sejak 1974 ini adalah milik almarhum Sugeng Prayitno.

Usaha itu kini diteruskan oleh istri dan anaknya. Menurut Reni Aini, salah satu anak Sugeng, usaha keluarganya ini hanya mengerjakan jenis catur standar atau jenis toko.

Dalam seminggu, dia mampu membuat 25 set papan catur plus biji caturnya. "Untuk satu papan catur lengkap beserta biji catur dijual dengan harga Rp 150.000 sedangkan untuk grosir dijual Rp 125.000," katanya kepada Times Indonesia, Kamis, 9 Agustus 2018.

Adapun pemasarannya, ungkap Reni, sudah merambah sebagian kota besar di pulau Jawa, seperti Jakarta dan Semarang. Sedangkan, untuk luar pulau Jawa sudah merambah ke Sulawesi Selatan (Makasar) dan Sumatera Barat.

"Itu dengan sistem penjualan online. Kalau fokus pemasaran produk kami, hanya untuk kota Surabaya dan Malang saja," kata Reni.

Dalam hal bahan baku, biji catur buatannya tidak perlu menggunakan proses pengecatan lagi karena bahan dasar kayu yang digunakan sudah memiliki corak warna khas permainan catur yakni warna hitam dan putih.

"Bahan dasar yang digunakan yaitu jenis kayu Sengon untuk warna putih dan kayu Gadung untuk warna hitam," ujarnya.

Namun, Reni mengeluhkan bahwa akhir-akhir ini jumlah papan catur buatannya mengalami penurunan. Bahan kayu yang digunakan untuk memproduksi papan catur kini sulit didapat.

Kayu Sengon dan kayu Gadung yang dulu selalu tersedia di sejumlah penjual kayu langganannya kini sulit tak selalu tersedia.

Menurut Reni, maraknya pencurian kayu jadi salah satu alasan mengapa stok kayu Sengon dan Gadung di penjual kayu menurun jumlahnya. "Produksi papan catur keluarga kami kini hanya mengikuti stok bahan dasar kayu yang ada saja," dia menandaskan.

 

Baca berita menarik lainnya dari Times Indonesia di sini.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya