Kubah Lava Baru Terbentuk di Puncak Merapi, Sebuah Kode Tipe Letusan Mendatang

BPPTKG tetap merekomendasikan warga tidak mendekati puncak Gunung Merapi dalam radius 3 kilometer.

diperbarui 20 Agu 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2018, 11:00 WIB
merapi
Asap letusan gunung Merapi terlihat seperti berpusar karena tiupan angin, dilihat dari Ketep Pass yang berada di lereng Gunung Merbabu. (foto: habib/ edhie prayitno ige)

Yogyakarta - Pembentukan kubah lava baru di puncak Merapi adalah indikasi bahwa magma Gunung Merapi sudah sampai ke permukaan. Dari data pemantauan pada 18 Agustus lalu, kubah lava baru tersebut berdimensi panjang sekitar 55 meter, lebar 25 meter dan tingginya sekitar 5 meter dari permukaan kubah 2010.

Namun, pertumbuhannya belum signifikan, yakni baru sekitar 1.000 meter kubik per hari. Kasi Gunung Merapi BPPTKG Yogyakarta, Dr Agus Budi Susilo menyebutkan bahwa pertumbuhan kubah lava itu masih tergolong pelan.

"Volumenya masih kurang dari 10.000 meter kubik, saat ini," kata Agus kepada krjogja.com, Minggu, 19 Agustus 2018.

Pembentukan kubah lava baru itu juga sebuah penanda bahwa letusan Gunung Merapi berikutnya bersifat efusif, tidak eksplosif.

"Ibaratnya sudah ‘gembos’ karena magma sudah keluar secara efusif," ujarnya.

Terkait status Gunung Merapi, Kepala BPPTKG Yogyakarta Dr Hanik Humaida mengatakan masih tetap di Level II, yaitu Waspada. Meskipun aktivitas kegempaan (seismisitas) di atas normal, belum menunjukkan peningkatan yang signifikan, sehingga status tidak dinaikkan.

Rekomendasi dari BPPTKG juga masih tetap, yaitu radius 3 km dari puncak dilarang untuk aktivitas penduduk. Bagi warga yang berada di Kawasan Rawan Bencana III diminta tetap waspada.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, hanya pemberitahuan saja bahwa kubah lava terbentuk. BPPTKG akan terus memantau dan menyampaikan setiap perkembangan kepada masyarakat," katanya.

Menurut Hanik, hal yang dikhawatirkan kalau kubah lava terus tumbuh, suatu saat akan runtuh dan menjadi awan panas. Oleh karena itu, pihaknya terus memantau aktivitas kegempaan, pertumbuhan kubah lava, dan kestabilannya.

"Kegempaan seperti gempa guguran (RF) dan gempa Multi Phase (MP) menandakan ada sesuatu di dalam perut Gunung Merapi yang bergerak ke permukaan (magma). Kita terus pantau itu termasuk pertumbuhan kubah lava dan kestabilannya," katanya.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Simak berita menarik lain dari krjogja.com di tautan berikut ini.

Simak video menarik berikut di bawah:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya