Begini Prosesi Ritual Gerebeg Ageng Keraton Kanoman Cirebon

Tradisi Gerebeg Ageng menjadi salah satu prosesi ritual Keraton Kanoman Cirebon sejak beberapa abad lalu.

oleh Panji Prayitno diperbarui 22 Agu 2018, 23:00 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2018, 23:00 WIB
Begini Prosesi Ritual Gerebeg Agung Keraton Kanoman Cirebon
Tradisi Gerebeg Ageng Keraton Kanoman Cirebon salah satu warisan budaya leluhur yang masih dilestarikan hingga saat ini. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Keraton Kanoman Cirebon dikenal konsisten terhadap pelestarian tradisi dan budaya warisan leluhur. Hampir setiap kegiatan adat dan tradisi tidak pernah dilewatkan oleh keluarga Keraton Kanoman Cirebon.

Salah satunya tradisi Grebeg Ageng. Tradisi tersebut menjadi prosesi ritual Keraton Kanoman Cirebon sejak beberapa abad lalu.

Prosesi ritual yang ditasbihkan dalam bentuk pengakuan terhadap silsilah para leluhur. Berisi doa-doa kepada para raja yang telah wafat sebagai pendahulu keraton.

"Sultan Raja Muhammad Emirudin yang diwakili oleh Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran beserta segenap keluarga dan kerabat dekat keraton melakukan solat Idul Adha terlebih dahulu," kata Juru Bicara Keraton Kanoman Cirebon Ratu Raja Arimbi Nurita, Rabu (22/8/2018).

Arimbi menjelaskan, setelah salat, keluarga keraton berziarah kubur di makam-makam leluhur kawasan Komplek Makam Sunan Gunung Jati. Ziarah dimulai dari makam Sunan Gunung Jati yang berdampingan dengan makam Ibundanya Ratu Mas Rarasantang.

Selanjutnya, ziarah ke makam para leluhur yang selama ini dikenal sebagai tokoh Cirebon. Di antaranya, Pangeran Cakrabuana (Kakak Ratu Mas Rarasantang), Fatahillah (menantu Kanjeng Sunan Gunung Jati), Pangeran Pasarean (Putera Mahkota Sunan Gunung Jati), Pangeran Dipati Carbon, Pangeran Brata Kelana, Pangeran Panjunan (Sayid Abdurrahman), Pangeran Kejaksan (Sayid Abdurrahim), Nyi Mas Pakungwati, Puteri Ong Tien.

"Prosesi ritual keraton ini, esensinya melakukan ziarah kubur oleh Sultan Kanoman diiringi keluarga maupun kerabat dekat keraton sekaligus silaturahmi bersama masyarakat," jelas dia.

Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran memasuki Kori Gapura alun-alun dan Kori Krapyak. Kedua Kori tersebut merupakan pintu gerbang dari pintu-pintu yang akan dilalui Gusti Sultan beserta segenap keluarga dan kerabat dekat, untuk memasuki pintu ke-8 dan pintu ke-9.

Dia mengatakan, pintu tersebut hanya bisa dilewati Sultan dan keluarga keraton. Pintu itu dibuka ketika acara Gerebeg Syawal, Gerebeg Ageng, dan pada saat Sultan atau keluarga Keraton Kanoman Cirebon berziarah.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

Urutan Ziarah

Begini Prosesi Ritual Gerebeg Ageng Keraton Kanoman Cirebon
Tradisi Gerebeg Ageng Keraton Kanoman Cirebon salah satu warisan budaya leluhur yang masih dilestarikan hingga saat ini. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Prosesi ziarah keluarga Keraton Kanoman Cirebon dilakukan secara bersama dan berurutan. Arimbi menyebutkan prosesi ziarah yang akan dilakukan setelah keluarga keraton Solat Idul Adha.

Berikut urutannya: dari kedua Kori itu, Sultan bersama rombongan memasuki Lawang Penganten, Lawang Beling, Lawang Dalem, Lawang Pasujudan, Lawang Pandan. Kemudian masuk ke Lawang Gapura Bentar, Lawang Kaca, Lawang Bacem, lalu ke Jinem untuk melakukan tahlil, dzikir serta berdoa.

Dari Jinem, Sultan dan rombongan menuju kompleks makam Mbah Kuwu dan berdoa. Setelah berdoa mereka keluar melewati Lawang Bacem kemudian kembali berdoa di komplek makam Sultan Kanoman yang pertama.

Kemudian, mereka turun menuju Lawang Kaca di komplek makam Sultan Komarudin. Kembali turun menuju Lawang Gapura Bentar dan berdoa di kompleks makam Sultan Mandurareja.

"Keluar lagi lewat Lawang Pandan menuju kompleks Kadipaten dan berdoa di makam Pangeran Purbaya," kata dia.

Rombongan masih mengikuti jalan turun menuju komplek makam Sultan Nurus dan berdoa di sana. Mereka kemudian arah barat melewati Lawang Mergu dan berdoa di makam keluarga besar Kesultanan Kanoman.

"Prosesi berikutnya Sultan menuju Pesanggrahan Kanoman untuk jeda istirahat mencicipi hidangan jamuan makan yang telah disiapkan oleh jeneng serta kraman Astana Gunung Jati," jelas Arimbi.

Usai jamuan makan, Sultan dengan keluarga secara simbolis melakukan tradisi curak (membagikan uang) kepada masyarakat yang ada di sekitar komplek pemakaman sebelum kembali ke Keraton Kanoman.

"Ranlngkaian prosesi ritual ditutup Gusti Sultan, segenap keluarga serta kerabat dekat keraton menuju Lawang Pasujudan untuk pamit pulang kembali ke Keraton Kanoman," ujar dia.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya