Liputan6.com, Denpasar - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melepas produk ekspor pertanian dan peternakan Bali ke Timor Leste dan Tiongkok, Kamis, 7 September 2018. Hal ini menandakan produk pertanian dan peternakan Bali sangat potensial karena mampu menembus pangsa pasar ekspor.
Namun, petani dan peternak Bali cenderung belum sejahtera. Lantas apa yang salah?
Anggota Komisi IV DPR RI, AA Bagus Adhi Mahendra Putra menilai bahwa ke depan petani harus didorong terus menjadi pengusaha atau manajer agar bisa lebih meningkat pendapatannya.
Advertisement
"Petani harus berjiwa enterpreneur. Harus jadi manajer, pengusaha. Petani jangan hanya mencangkul saja," kata Bagus, yang akrab disapa Gus Adhi.
Baca Juga
Hal itu disampaikan usai melepas ekspor sembilan ribu ton manggis dan 32 ribu anak ayam (DOC CP 909 Layer) di Pemeriksaan Keamanan Kargo dan Pos (Regulator Agent) PT Angkasa Pura Logistik Kantor Cabang Bali.
Tak hanya ilmu bercocok tanam, petani juga harus mendapat pendampingan mengenai marketing. Menurut Gus Adhi, semua pihak harus mendorong petani meningkatkan pengetahuannya agar bisa menjadi pengusaha selain berproduksi. Dengan demikian, petani bisa naik kelas dan meningkatkan kesejahteraannya.
"Kalau tak dibantu dan hanya diajarkan berproduksi saja, maka kesejahteraannya tak naik-naik. Jadi, petani harus tahu berdagang, sehingga tahu pasar," katanya.
Pertanian dan peternakan Bali sangat potensial menembus pasar eksor maupun antarpulau. Hal ini karena petani Bali terkenal sangat ulet. Gus Adhi mengatakan, banyak produk pertanian yang bisa diekspor Bali.
"Selain manggis, panili dan kopi Bali sejak dulu banyak ekspor. Ikan dan ternak juga banyak diekspor," ungkap politisi Partai Golkar ini.
Simak juga video pilihan berikut ini: