Aksi Jungkir Balik RSUD dr Slamet Garut Akibat Klaim BPJS Kesehatan Belum Cair

Pegawai RSUD dr Slamet Garut mengaku gajinya belum dibayar tujuh bulan terakhir akibat persoalan klaim BPJS Kesehatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Sep 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2018, 16:00 WIB
RSUD dr. Slamet Garut, Jawa Barat
RSUD dr. Slamet Garut, Jawa Barat (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Rumah Sakit Umum Daerah dr Slamet Kabupaten Garut, Jawa Barat, terpaksa mencopot segel ruangan fisioterapi agar pelayanannya kembali normal. Sebelumnya, ruangan itu sempat disegel oleh pemborong karena pihak rumah sakit belum membayar proyek pembangunan ruangan tersebut.

"Sebelum pelayanan pagi tadi juga sudah dibuka, tak ganggu pelayanan," kata Direktur RSUD dr Slamet, Maskut Farid kepada wartawan di Garut, Jumat, 7 September 2018, dilansir Antara.

Penyegelan ruang fisioterapi RSUD dr Slamet Garut itu dilakukan oleh pihak pemborong yang menyampaikan protes kepada pihak rumah sakit terkait pembayaran proyek. Namun, ia menyebut aksi dilakukan karena ada kesalahpahaman.

"Ada sekitar Rp 200 jutaan yang belum dibayarkan kepada pemborong," katanya.

Ia menjelaskan, RSUD Garut selama ini anggarannya sudah tidak lagi dari APBD pemerintah, melainkan dari dana hasil operasional pelayanan rumah sakit yang sebagian besarnya dana dari pembayaran klaim BPJS Kesehatan.

"Rumah sakit itu dananya dari operasional kita, saat ini hampir semua rumah sakit berat, karena BPJS enggak jelas," katanya.

Ia mengungkapkan, keterlambatan membayar klaim BPJS Kesehatan sudah menjadi biasa, saat ini yang belum dibayar mulai April sampai Agustus 2018.

"Klaim tidak langsung dibayarkan, baru klaim bulan Maret yang sudah sekitar Rp 7 miliar," katanya.

Gaji Menunggak 7 Bulan

Sejumlah karyawan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dokter Slamet Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum dibayar selama tujuh bulan dampak dari terlambatnya pembayaran klaim dana dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

"Sudah tujuh bulan remunerasi (tunjangan)-nya belum dibayarkan," kata salah seorang karyawan RSUD Garut yang enggan disebutkan identitasnya di Garut, kemarin, .

Dikutip dari Antara, ia menuturkan, persoalan klaim itu tidak hanya berdampak pada tunjangan karyawan, tetapi proyek pembangunan di rumah sakit juga belum dibayar.

Informasi yang diterimanya, persoalan tersebut karena BPJS Kesehatan mempersulit klaim, ada juga informasi karena pihak RSUD Garut belum mengajukan klaim ke BPJS Kesehatan.

"Katanya dari BPJS-nya mempersulit, ada juga yang bilang dari RSU-nya telat ngajuin klaim," katanya.

Ia berharap, berbagai persoalan pembayaran di RSUD Garut dapat segera diselesaikan, terutama masalah tunjangan para karyawan RSUD. "Semoga saja bisa segera cair," katanya.

Direktur RSUD Dokter Slamet, Maskut Farid, membenarkan bahwa klaim BPJS Kesehatan sejak April hingga Agustus 2018 belum diterima RSUD Garut.

Menurut dia, keterlambatan itu karena masalah sumber daya manusia di RSUD Garut yakni petugas untuk memasukkan data tidak banyak, sedangkan data yang harus dimasukkan sangat banyak.

"Hari ini sedang memasukkan data yang bulan Juni. Banyak masalah dari SDM, tenaganya kurang," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya