Mimpi Indonesia di Balik Megahnya Garuda Wisnu Kencana

Presiden Jokowi meminta kepada seniman dan budayawan untuk terus berkreasi menciptakan karya spektakuler lainnya, seperti Garuda Wisnu Kencana.

oleh Dewi Divianta diperbarui 24 Sep 2018, 03:00 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2018, 03:00 WIB
patung gwk
Patung GWK diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Denpasar - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada seniman dan budayawan untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi belakangan ini. Menurutnya, di era teknologi yang semakin maju hendaknya dipadukan dalam pengembangan budaya.

Hal itu dikatakan Jokowi saat memberi sambutan pada acara peresmian patung Garuda Wisnu Kencana (GWK), Sabtu malam, 22 September 2018. Mahakarya patung GWK, Jokowi melanjutkan, menjadi bukti bagaimana kebudayaan dikolaborasikan dengan teknologi.

"Tadi saya dengar patung GWK ini juga memadukan karya seni-budaya bangsa kita dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan," kata Jokowi. Dengan teknologi dan ilmu pengetahuan, sebagaimana dituturkan oleh pengelola GWK diyakini patung Dewa Wisnu yang tengah menunggangi burung Garuda akan mampu bertahan selama satu abad.

"Tadi dijelaskan, dengan teknologi dan ilmu pengetahuan patung ini akan mampu bertahan kurang lebih 100 tahun. Saya yakin 100 tahun lagi patung ini menjadi karya peradaban yang dibicarakan yang membanggakan dan menjadi warisan generasi di masa depan," ujar Jokowi.

Untuk itu, Jokowi meminta kepada seniman dan budayawan untuk terus berkreasi menciptakan karya spektakuler lainnya. "Saya mengajak seniman dan budayawan untuk terus berkreasi, jangan behenti berkarya, yang selanjutnya terus memperkaya budaya bangsa Indonesia," harap dia. 

Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster berharap GWK akan menjadi kawasan wisata baru sekaligus menjadi ikon baru yang akan membawa dampak positif pada meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan.

"Bali merupakan kawasan terbuka dengan fasilitas berstandar internasional. Dengan telah diresmikannya GWK, kita berharap akan menjadi ikon baru baru pariwisata Bali yang berdampak pada semakin meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Bali," tuturnya.

Di sisi lain, Presiden Komisaris Alam Sutera Group selaku pengelola Taman Budaya GWK, Haryanto Tirtohadiguno menjelaskan pembangunan GWK digagas oleh Joop Ave saat menjabat Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi pada tahun 1994.

Untuk mewujudkan gagasan kawasan taman budaya, Joop Ave mengajak seniman Nyoman Nuarta. "Pada tahun 2013, kami (Alam Sutera Group) bertama BTDC (kini ITDC) terpanggil untuk ikut berkontribusi melanjutkan pembangunan patung GWK," ujarnya.

Menurutnya, ada makna mendalam di balik keberadaan patung GWK ini. "Dia merupakan simbol pemeliharaan persatuan dan kesatuan Nusantara dengan budaya yang beragam. Itu makna penting dari patung ini yang amat mendalam," terang dia.

Melalui maharkarya patung GWK, Haryanto berharap dapat berkontribusi bagi pengenalan budaya dan keragaman yang dimiliki Indonesia kepada dunia.

"Kami harap sumbangsih ini menjadi kebanggaan Indonesia dan maknanya dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang. Semoga berdampak positif di berbagai aspek kehidupan. Dan semoga mendorong pemasukan devisa bagi negara," harapnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya