Liputan6.com, Palu - Warga Perumahan Kelapa Gading, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, pasca-gempa Magnitudo 7,4 dan tsunami merasa tidak aman dari aksi pembobolan rumah yang dilakukan orang tidak dikenal.
Apalagi ratusan rumah warga kompleks tersebut hingga Minggu 7 Oktober 2018 masih belum teraliri listrik. Sebagai gantinya, untuk berjaga-jaga warga masih menggunakan kayu bakar sebagai alat penerang hingga hari kesembilan pasca-gempa dan tsunami.
Zul, warga jalan Krajalemba mengaku sudah banyak rumah warga kompleks yang disatroni maling. Umumnya terjadi karena warga pergi mengungsi meninggalkan rumahnya di kompleks perumahan kelapa gading.
Advertisement
"Selain malam hari, mereka itu juga nekat memasuki rumah kosong warga di sore hari," kata Zul kepada Liputan6.com, Minggu (7/10/2018).
Peluang besar orang tidak dikenal atau maling berkeliaran di kompleks Kelapa Gading pasca-gempa dan tsunami. Itu terjadi karena tidak adanya sistem keamanan lingkungan seperti ronda.
"Malah pasca-gempa dan tsunami tidak ada sama sekali patroli dari pihak keamanan," kata Zul.
Ironisnya lagi, sambung Zul, aliran listrik di kompleks Kelapa Gading hingga kini belum menyala sama sekali.
"Jadi sehari-hari warga kompleks menggunakan kayu bakar untuk penerangan. Untuk berjaga-jaga dari aksi pencurian. Padahal warga kota Palu sudah menikmati aliran listrik," ungkap Zul.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Simak juga video pilihan berikut ini: