Ranjau Anti Tank Sisa PD II Nyaris Ledakkan Penambang Pasir di Kebumen

Risiko tinggi penambang pasir ini membuat warga Desa Kelopogodo Kecamatan Gombong, Kebumen, Jawa Tengah ini mawas diri. Ia terlatih untuk bersikap waspada.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 06 Nov 2018, 19:02 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2018, 19:02 WIB
Polisi memusnahkan ranjau anti tank aktif sisa PD II yang ditemukan penambang pasir di Kebumen. (Foto: Liputan6.com/Polres Kebumen/Muhamad Ridlo)
Polisi memusnahkan ranjau anti tank aktif sisa PD II yang ditemukan penambang pasir di Kebumen. (Foto: Liputan6.com/Polres Kebumen/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Kebumen - Menilik sejarah, berbagai tempat di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, merupakan medan pertempuran antara pasukan Republik Indonesia dengan pasukan penjajah, atau di masa sebelumnya, antara sekutu dengan Jepang pada masa perang dunia ke-2 (PD II).

Boleh jadi, masih banyak amunisi aktif sisa PD II, seperti mortir dan ranjau. Amunisi itu entah lantaran gagal meledak atau sengaja disembunyikan dan tak sempat dievakuasi hingga perang berakhir.

Sebagai penambang pasir, Fandi Ahmad (34) menyadari pekerjaanya penuh risiko. Bahaya tenggelam, perahu terbalik atau berhadapan dengan banjir sudah menjadi menu sehari-harinya.

Risiko tinggi penambang pasir ini membuat warga Desa Kelopogodo Kecamatan Gombong, Kebumen, Jawa Tengah ini mawas diri. Ia terlatih untuk bersikap waspada.

Layaknya penambang pasir lainya, ia juga kerap menemukan berbagai barang aneh yang tak sengaja turut terciduk sekop pasirnya. Seperti Sabtu, 3 November 2018 lalu misalnya, Fandi menemukan benda yang belakangan diketahui sebagai ranjau anti tank aktif.

Ceritanya, Sabtu sore sekitar pukul 14.30 WIB, bersama rekannya, Fandi menambang pasir di Sungai Lowereng. Tepatnya, di sebelah selatan jembatan Brangkal.

Tiba-tiba, ia menemukan sebuah benda berat berbentuk lonjong yang terbungkus tanah dan pasir. Penasaran, ia pun lantas mencuci benda itu dengan bersih, beruntung, saat itu amunisi aktif ini tak meledak dan mencelakainya.

Mula-mula, ia tak tahu benda berbentuk botol itu adalah ranjau anti tank sisa PD II. Warnanya hijau tua berukuran 15x5 sentimeter. Warnanya sudah kusam.

Kebumen Palagan PD II

Penampakan ranjau anti tank sisa PD II yang ditemukan penambang pasir Kebumen. (Foto: Liputan6.com/Polres Kebumen/Muhamad Ridlo)
Penampakan ranjau anti tank sisa PD II yang ditemukan penambang pasir Kebumen. (Foto: Liputan6.com/Polres Kebumen/Muhamad Ridlo)

Namun, seperti dibilang di muka, penambang pasir memang terlatih untuk bersikap waspada. Maka ia pun tak gegabah. Ia memilih melaporkan temuan benda mencurigakan itu ke Kepolisian Sektor Gombong.

Memperoleh laporan dan penyerahan benda itu, kepolisian kebumen segera menghubungi Brimob Detasemen Gegana, Banyumas. Hasil identifikasi Sat Brimob, ranjau tersebut diduga adalah ranjau anti tank sisa PD II.

Akhirnya, Senin (05/11/2018) siang, ranjau darat ini dimusnahkan oleh Detasemen Gegana bersama dengan Polsek dan Koramil Gombong.

"Pemusnahan dilakukan di persawahan jauh dari pemukiman penduduk, Desa Wonosigro kecamatan Gombong Kebumen pada pukul 10.58 WIB," kata Kepala Sub-Bagian Humas Polres Kebumen, AKP Suparno.

Suparno pun mengapresiasi warga yang menemukan ranjau tersebut. Menurut dia, tindakan paling tepat adalah melapor kepada polisi atau aparat berwenang jika menemukan hal mencurigakan.

"Kita apresiasi tindakan warga melaporkan temuannya sehingga tidak membahayakan orang lain. Sekecil apapun, jika curiga, polisi harus dilapori. Nanti akan kita tangani," dia menjelaskan.

Suparno menambahkan, sejarahnya di berbagai tempat di Kabupaten Kebumen, merupakan tempat pertempuran antara pasukan Republik Indonesia dengan pasukan penjajah. Diduga masih banyak amunisi aktif yang terpendam.

Ini lah yang mesti diwaspadai oleh warga. Dia pun mengimbau agar warga segera melaporkan jika menemukan benda yang mencurigakan. Sebab, jika tak ditangani dengan tepat, bisa saja amunisi aktif itu mencelakai si penemu, atau orang lain.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya