Menyelami Gempa Lewat Tembang 'Yen Lindhu Teka'

Dari tembang tersebut, masyarakat diharapkan memiliki pengetahuan yang lebih baik untuk meningkatkan kewaspadaan saat gempa.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Nov 2018, 03:03 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2018, 03:03 WIB
Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Liputan6.com, Yogyakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Yogyakarta bekerja sama dengan Klub Kesenian Anak Sariswara Taman Siswa memanfaatkan kearifan lokal melalui tembang dan dolanan anak untuk mengajarkan penanganan bencana.

"Untuk saat ini, baru tersedia tembang untuk bencana gempa bumi. Ke depan, akan dibuatkan untuk berbagai bencana lain," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Hari Wahyudi di Yogyakarta, Selasa (20/11/2018).

Menurut Hari, melalui tembang yang liriknya menggunakan Bahasa Jawa tersebut, anak-anak dan seluruh masyarakat diajarkan mengenai hal-hal yang harus dilakukan apabila terjadi gempa bumi berskala besar.

Berbagai hal yang diajarkan melalui tembang berjudul "Yen Lindhu Teka" atau saat gempa datang di antaranya, tidak boleh gugup atau takut, melindungi kepala, berlindung di balik meja yang kuat, dan tidak berada di dekat barang-barang yang terbuat dari kaca.

Hari mengatakan, selama ini masih banyak masyarakat yang langsung merasa takut saat terjadi gempa dan justru melakukan hal-hal yang bisa menambah korban, misalnya langsung lari keluar rumah atau bersembunyi di tempat yang kurang aman.

"Dari tembang tersebut, masyarakat diharapkan memiliki pengetahuan yang lebih baik untuk meningkatkan kewaspadaan saat gempa. Yaitu, keluar dari rumah saat getaran gempa sudah mereda dan menuju ke lokasi yang lapang dengan membawa barang-barang yang diperlukan," katanya dilansir Antara.

Tembang yang sudah direkam tersebut, lanjut Hari, akan diviralkan menggunakan berbagai media sosial yang ada sehingga bisa dikenal dan diketahui lebih luas oleh masyarakat.

Tembang ciptaan SP Joko tersebut sudah diperkenalkan saat Apel Siaga Bencana Kota Yogyakarta 2018 yang diikuti berbagai pihak termasuk dari relawan dan Kampung Tangguh Bencana.

Selain melalui tembang, upaya untuk mengajarkan mengenai sikap kewaspadaan bencana juga akan dilakukan melalui sekolah guna mewujudkan sekolah aman bencana sehingga anak-anak terbiasa dan bisa melakukan langkah yang tepat saat terjadi bencana.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya