BNPB Laporkan Situasi dan Penanganan Bencana Terbaru di Sejumlah Berbagai Daerah

Bencana daerah adalah ancaman serius bagi kehidupan masyarakat, mari kita pelajari jenis, dampak, dan cara penanggulangannya.

oleh Putu Merta Surya Putra Diperbarui 02 Mar 2025, 10:00 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2025, 10:00 WIB
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi, BNPB Abdul Muhari, inisiatif ini penting bagi Indonesia dan sejalan dengan prioritas nasional (IOM).
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi, BNPB Abdul Muhari, inisiatif ini penting bagi Indonesia dan sejalan dengan prioritas nasional (IOM).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merangkum sejumlah kejadian bencana yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia pada Sabtu 1 Maret 2025. Di mana hujan dengan intensitas tinggi masih mengguyur beberapa wilayah, yang menyebabkan terjadinya banjir di sejumlah lokasi.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, terdapat tiga wilayah terdampak banjir di Provinsi Sumatera Barat yaitu di Kabupaten Solok, Kabupaten Lima Puluh Kota, dan Kabupaten Pasaman.

Di mana, satu kecamatan yang terdiri dari lima nagari di Kabupaten Solok, Sumatera Barat terendam banjir pada Jumat, 28 Februari 2025. Banjir tersebut berdampak pada 320 jiwa, dengan 84 unit rumah terendam dan 50 hektar lahan sawah gagal panen akibat genangan air.

"Kondisi mutakhir pada Sabtu (1/3) debit air mulai menyusut. Warga dibantu personil BPBD Kabupaten Solok membersihkan lingkungan pemukiman terdampak," kata Abdul seperti dilansir dari laman BNPB, Minggu (2/3/2025).

Banjir juga melanda Kabupaten Pasaman, kata dia, tepatnya di nagari Lansap Kadap, Kecamatan Rao Selatan, yang mengakibatkan 50 kepala keluarga terdampak.

Sementara itu, di Kabupaten Lima Puluh Kota, luapan Sungai Batang Manggilang, Sungai Batang Maek, Sungai Batang Kapur Kociak, Sungai Batang Sanipan, Sungai Batang Kampar, dan Sungai Batang Kapur merendam rumah warga sejak Kamis 27 Februari 2025. Total ada 366 kepala keluarga yang terdampak di Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kapur IX, dan Harau.

"Dampak banjir ini tidak hanya merendam rumah warga, tetapi juga menghancurkan 30 hektar lahan pertanian, menyebabkan kematian ternak, serta kegagalan budidaya ikan lele dan ikan nila. Selain itu, banjir merusak infrastruktur, termasuk tiga jembatan dan akses jalan Lubuak Alai-Koto Lamo yang masih tidak bisa dilalui kendaraan hingga saat ini," jelas Abdul.

Provinsi Lainnya

Selain di Provinsi Sumatera Barat, banjir juga melanda Provinsi Riau. Wilayah yang terdampak di Bumi Lancang Kuning antara lain Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru, Kabupaten Rokan Hulu, dan Kabupaten Kuantan Singingi.

Di Kabupaten Kampar, banjir terjadi akibat luapan Sungai Sukaramai sejak Kamis 27 Februari 2025 dini hari, yang menyebabkan 5.306 jiwa warga di Kecamatan Tapung Hulu dan Koto Kampar Hulu terdampak.

"Kerugian materiil mencakup 1.382 unit rumah, dua masjid, dua fasilitas umum (Pasar), dan satu fasilitas pendidikan yang terdampak (masih dalam pendataan)," jelas Abdul.

Kondisi terkini melaporkan bahwa air telah surut, namun wilayah ini masih berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai kilat/petir dan angin kencang di sebagian wilayah Kabupaten Kampar.

Sementara itu, di Kota Pekanbaru, banjir melanda empat kecamatan, yaitu Kecamatan Bukit Raya, Sail, Tuah Madani, dan Tenayan Raya, dengan tinggi muka air berkisar antara 65-80 sentimeter. Kejadian ini menyebabkan 796 jiwa terdampak.

Di Kabupaten Kuantan Singingi, hujan deras menyebabkan Sungai Batang Kuantan meluap dan merendam pemukiman warga pada Jumat (28/2). Dua desa yang terdampak, yaitu Desa Teluk Beringin di Kecamatan Gunung Toar dan Desa Banjar Padang di Kecamatan Kuantan Mudik, dengan 36 unit rumah terendam pada kedalaman 30-50 sentimeter. Total 144 jiwa warga terdampak.

Banjir Lainnya

Banjir yang melanda Kabupaten Rokan Hulu sejak Kamis 27 Februari 2025 menyebabkan genangan air yang belum surut hingga Jumat 28 Februari . Kejadian ini berdampak pada 33 desa dan kelurahan di 11 kecamatan, dengan ketinggian air bervariasi antara 30-100 sentimeter di setiap wilayah.

Berdasarkan data sementara yang dicatat oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rokan Hulu, sebanyak 5.332 kepala keluarga (KK) atau sekitar 21.070 jiwa terdampak banjir.

Sebagai langkah penanganan darurat, BPBD Kabupaten Rokan Hulu telah melakukan evakuasi warga, pengangkutan perlengkapan rumah tangga yang terdampak, serta menyalurkan bantuan logistik dan dapur umum bagi warga yang terkena dampak banjir.

Kebutuhan mendesak yang diperlukan dalam penanganan darurat banjir ini adalah tenda pengungsi dan sembako untuk korban banjir.

"Mengingat saat ini masih ada dalam musim penghujan dan terdapat beberapa kejadian bencana hidrometeorologi basah, BNPB senantiasa mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaaan dan bersiaga menghadapi potensi bencana tersebut," jelas Abdul. 

"Langkah yang dapat diupayakan antara lain dengan rutin melakukan pembersihan sungai dan saluran air untuk menghindari tersumbatnya air, selalu periksa kondisi cuaca secara terkini dan memantau debit air di sungai. Selain itu juga siapkan jalur evakuasi dan titik evakuasi untuk mempermudah warga ketika harus meninggalkan rumah untuk evakuasi saat bencana terjadi," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya