18 Jenazah Hilang dari Pemakaman Sukabumi

Tiga jenazah masih terbungkus kain kafan, dua jenazah kain kafannya saja, dan satu jenazah masih dalam proses evakuasi di sungai di Sukabumi.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jan 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2019, 17:00 WIB
longsor
Ilustrasi longsor

Liputan6.com, Sukabumi - Puluhan makam atau kuburan di Kampung Bojongkaung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, tergerus longsor tebing dengan tinggi 100 meter dan panjang 200 meter yang menyebabkan beberapa jenazah terangkat ke permukaan tanah.

"Bencana tanah longsor di RT 002/010, Desa Girijaya, Kecamatan Nagrak, ini mengakibatkan 22 kuburan tergerus longsor," kata Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman di Sukabumi, Senin (14/1/2019), dilansir Antara.

Informasi yang dihimpun, hingga saat ini baru ditemukan tiga jenazah yang masih terbungkus kain kafan, kemudian dua kain kafannya saja dan satu jenazah masih dalam proses evakuasi di sungai karena terbawa hanyut.

Pada proses evakuasi jenazah tersebut melibatkan Unit Reaksi Cepat (URC) BPBD Kecamatan Nagrak, Tagana, Satuan Polisi Pamong Praja, Camat Nagrak, Koramil Nagrak, Kapolsek dan Shabara Polres Sukabumi.

Namun, operasi pencarian jenazah yang terseret longsor tersebut ditutup setelah musyawarah bersama dengan pihak Muspika Nagrak bersama perwakilan keluarga (ahli waris) dan desa.

"Keluarga sepakat untuk tidak mencari lagi jenazah yang makamnya tergerus longsor," kata Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalpops) BPBD Kabupaten Sukabumi Entis Daeng.

 

Amukan Puting Beliung

Awan kumulonimbus diduga jenis cumulonimbus mamatus yang bisa memicu puting beliung. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Awan kumulonimbus diduga jenis cumulonimbus mamatus yang bisa memicu puting beliung. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Sebelumnya ratusan rumah di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, rusak diterjang angin puting beliung yang melanda beberapa kecamatan yang seiring hujan deras diserta angin kencang dalam dua hari terakhir ini.

"Kami masih melakukan pendataan terhadap jumlah bangunan yang rusak akibat bencana angin puting beliung ini karena lokasinya di berbagai kecamatan," kata Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Eka Widiaman, di Sukabumi, Minggu (13/1/2019).

Informasi dari BPBD, bencana puting beliung tersebut terjadi di Jampang Tengah, Kalapanunggal, Gegerbitung, Parakansalak, Cibadak, Bojonggenteng, Caringin, Ciambar, Nagrak dan beberapa daerah lainnya.

Kondisi yang paling parah terjadi di Kecamatan Nagrak seperti di Desa Darmareja sebanyak 40 rumah rusak ringan, 12 rumah rusak sedang dan lima rusak berat, kemudian satu musala rusak sedang, dua kandang ayam rusak berat serta satu penggilingan padi rusak berat.

Kemudian, di Desa Kalaparea sebanyak 10 rumah rusak ringan dan tiga rumah rusak sedang. Desa Girijaya sebanyak lima rumah rusak ringan, enam rusak sedang dan satu rumah rusak berat. Di Desa Pawenang sebanyak satu rumah rusak sedang.

Bencana ini pun tidak hanya merusak rumah dan fasilitas umum serta tempat usaha saja, tetapi menumbangkan belasa pohon di beberapa kecamatan yang terdampak bencana puting beliung.

"Kami masih terus melakukan pendataan terhadap bangunan yang rusak dan sudah mengerahkan relawan untuk memberikan bantuan dan berkoordinasi dengan instansi lainnya seperti TNI, Polri, serta Satuan Polisi Pamong Praja," kata Eka.

Sedangkan, Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi, Entis Daeng, mengatakan hujan deras yang turun sejak pagi hingga malam pun berpotensi terjadi bencana lainnya, seperti banjir dan tanah longsor.

Bahkan, pihaknya pun sudah menerima laporan dari beberapa lokasi bahwa terjadi banjir dan longsor yang saat ini sedang dalam penanggulangan dan pendataan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya