Riau - Setelah beritanya viral, Andini mendapat bantuan dari berbagai pihak, mulai dari pendidikan gratis hingga perguruan tinggi, ibu asuh, sampai biaya kehidupan sehari-hari. Namun, banyaknya bantuan ini justru membuat Ester Yuliani, Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Riau, mulai khawatir.
"Ini otomatis akan menjadi eksploitasi jika nantinya malah tidak terpantau," kata Ester dilansir RiauOnline.
Kegelisahaan Ester bertambah melihat pengeksploitasian ini menjadi bumerang bagi keluarga Andini. Pasalnya, bisa dijadikan bulan-bulanan dan dimanfaatkan orang-orang terdekat.
Advertisement
Baca Juga
Bantuan terlalu diumbar, jelas Ester, akan mendatangkan kondisi tidak baik bagi Andini. Seperti, kehadiran anggota keluarga selama ini tidak pernah muncul saat Andini harus menghidupi dua adiknya seorang diri beberapa bulan terakhir.
Namun, usai kisah sedih Andini dan kedua adiknya viral, jelas Ester, mereka malah berbondong-bondong datang dan mengaku-ngaku sebagai keluarga terdekat dari ketiga bocah ini.
"Udah deh, gua kan nanti dibantu. Pemerintah bantu kami kok. Yang lain kan juga banyak bantu dan akhirnya mereka (Andini dan keluarga) malah tidak bisa berusaha," ujarnya.Â
Untuk itu, pintanya, kesiapan Andini lebih penting. "Di sini, kami akan pantau secara kontinyu. Jangan hanya viral saja. Bersama Dinsos dan PPA, kami akan melindungi keluarga mereka sampai benar-benar sehat," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, sejak ayah tirinya pergi dari rumah, Andini memutuskan berhenti sekolah di kelas 2 SMP. Dia memutuskan bekerja mencuci pakaian di rumah tetangga. Memang tak banyak, karena Andini diganjar Rp 500 ribu per bulan.
Uang segitu membuat Andini mengencangkan "ikatan" perutnya. Dia lebih mengutamakan Purwanti serta ibunya supaya sehat kala itu, apalagi sang ibu sedang mengandung Duratul. Kini adik keduanya telah lahir, dan Andini belum juga bersekolah kembali.
Baca berita menarik RiauOnline lainnya.
Â
Simak juga video pilihan berikut ini: