Dongkrak Pasar Karet Lokal, Jokowi Lirik Malaysia dan Thailand

Harga karet di Sumsel yang anjlok menjadi perhatian Presiden Jokowi.

oleh Nefri Inge diperbarui 09 Mar 2019, 23:36 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2019, 23:36 WIB
Dongkrak Pasar Karet Lokal, Jokowi Lirik Malaysia dan Thailand
Presiden Jokowi melhat kualitas getah karet di Desa Sungai Lalan Sembawa Kabupaten Banyuasin Sumsel (Dok. Humas Pemprov Sumsel / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Anjloknya harga jual karet mentah membuat para petani karet di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel) merasa resah. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan berbagai alternatif ke petani untuk meningkatkan harga karet lokal.

Hal itu disampaikan Jokowi saat mengadiri pertemuan petani karet di Desa Sungai Lalang Sembawa Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Sumsel, Sabtu, 9 Maret 2019.

Salah satu cara mendorong harga komoditas ini, Jokowi sudah melirik negara tetangga yaitu Malaysia dan Thailand, untuk mengendalikan harga karet di pasaran.

“Kita sudah mencoba melakukan pembicaraan tentang karet. Alhamdulillah tiga minggu lalu sudah dengan Malaysia dan Thailand. Imbasnya, dua minggu ini harga karet mulai terdongkrak baik,” ujarnya, Sabtu (9/3/2019).

Dia mengatakan kondisi perekonomian dunia memang tidak stabil. Kondisi perekonomian masyarakat Indonesia juga turut berdampak. Namun pemerintah akan terus mengambil langkah untuk terus meningkatkan harga getah karet petani.

Jokowi juga meminta pemerintah daerah mulai dari tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia, menambahkan campuran karet untuk pengaspalan jalan. Langkah lain yaitu membangun unit usaha berupa pabrik pengolahan yang berbahan baku karet.

"Kita harapkan kebijakan yang saya lakukan harga karet naik. Akan saya pantau terus jangan sampai harga karet menurun lagi dan saya harap harga karet ini terus naik, naik, naik dan naik," ucapnya.

Menteri PUPR juga mendapat mandat dari Presiden Jokowi, agar bisa menggunakan karet yang dicampur aspal, untuk pembangunan jalan yang lebih tahan lama. Saat ini, tiga provinsi yang sedang diuji coba, yaitu Sumsel, Riau dan Jambi.

Presiden Jokowi juga meminta Kementrian BUMN untuk bisa membeli karet-karet petani Indonesia dengan harga yang baik. Sehingga para petani bisa meraup keuntungan dari transaksi ini.

Untuk lahan kosong yang belum digarap, Jokowi mengharapkan para petani bisa menanam tanaman yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi dan dibutuhkan di pasaran.

“Kita akan lihat daerah itu cocok apa, nanti kita akan berikan bibit. Menteri Pertanian juga akan mengirimkan pupuk dalam jumlah besar ke Sumsel,” katanya.

 

Lahan Karet Terluas

Dongkrak Pasar Karet Lokal, Jokowi Lirik Malaysia dan Thailand
Presiden Jokowi akan melakukan beragam cara untuk meningkatkan penjualan karet Indonesia (Dok. Humas Pemprov Sumsel / Nefri Inge)

Kondisi perekonomian dunia, lanjut Jokowi, saat ini sedang bertahap membaik. Jika kondisi sudah bagus, Presiden Jokowi yakin harga karet akan kembali normal.

Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, Sumsel memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang berlimpah seperti tambang, minyak bumi, perkebunan, kehutanan, pertanian dan perikanan.

Perkebunan di Sumsel juga merupakan salah satu sektor unggulan, karena menjadi salah satu pengerak utama ekonomi di Sumsel.

“Total perkebunan di Sumsel seluas 3,8 juta hektar. Komoditi yang diusahakan yaitu karet seluas 1,3 juta hektar, Ini merupakan luasan kebun karet terluas di Indonesia,”ucapnya.

Lalu ada 1,1 juta hektarnya sawit, lahan kopi seluas 250.000 hektar dan merupakan terbesar di Indonesia. Berdasarkan data di tahun 2017, sekitar 58,54 persen dari 8.2 juta jiwa penduduk Sumsel yang bergantung hidup pada sektor perkebunan.

"Namun ada 172.193 hektar tanaman perkebunan yang tua dan rusak. Luasan ini didominasi tanaman karet rakyat seluas 129.222 hektar dan ini perlu peremajaan," ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya