Jejak Jokowi Membelah Gunung hingga Menyusuri Teluk di Papua

Jembatan Holtekamp membuka konektivitas bagi pengembangan ekonomi baru di wilayah perbatasan dengan negara lainnya.

oleh Katharina Janur diperbarui 12 Apr 2019, 01:01 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2019, 01:01 WIB
Jalan Trans Wamena-Jayapura
Jalan Trans Papua yang menghubungkan Wamena-Jayapura dan delapan kabupaten di wilayah pegunungan tengah Papua. (Liputan6.com/Katharina Janur)

Liputan6.com, Jayapura - Anis Wayag (30), warga Kampung Walarek yang terletak di antara Kabupaten Yalimo dan Jayawijaya, tak henti-hentinya menyebutkan nama Jokowi. Walau begitu, ia mengaku belum pernah bertemu dengan Jokowi.

"Ini jalan Jokowi. Jokowi kasih uang, terus jalan ini ada," begitu kata Anis yang lebih senang menyebut jalan Trans Papua yang menghubungkan Jayapura dan Wamena dengan Jalan Jokowi.

Bukan tanpa alasan, Anis yang berasal dari Kampung Walarek, Kabupaten Yalimo, berkisah tentang kondisi jalan di daerahnya.

Dulunya, sebelum jalan ini ada, untuk menghubungkan jalan dari kampungnya ke Elelim, ibu kota Yalimo membutuhkan waktu hingga satu bulan lamanya berjalan kaki menembus lebatnya hutan.

"Tapi setelah jalan trans ada, hanya dibutuhkan waktu satu hari satu malam dengan berjalan kaki. Kondisi jalan sudah bagus dan terhubung. Terima kasih Pak Jokowi," kata Anis.

Jalan Trans Papua yang menghubungkan Jayapura–Wamena terbentang sepanjang 575 kilometer. Jalan ini membelah gunung, menyisiri bukit hingga melewati sungai-sungai lebar. Walaupun masih dalam tahap pengerjaan, antusiasme warga dan sopir pembawa sembako dan kebutuhan pokok dari Jayapura ke Wamena tak bisa lagi terbendung untuk melewati jalan ini.

Kepala Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional Wilayah XVIII, Osman Marbun, menyebutkan animo masyarakat untuk menjangkau wilayah satu dengan wilayah lain di Papua melalui jalan darat sangat tinggi, terutama dari wilayah pesisir ke pegunungan seperti jalan dari Jayapura-Wamena.

"Semangat warga memang luar biasa untuk mengirim sembako ke Wamena atau sebaliknya lewat jalan darat. Tapi, jika ini terus dilakukan akan mengganggu pengerjaan jalan, sebab Jalan Wamena-Jayapura belum layak digunakan, karena masih dalam pengerjaan," kata Osman.

Hebatnya lagi Jalan Trans Papua Wamena-Jayapura yang dibangun saat pemerintahan periode pertama Jokowi, menghubungkan delapan kabupaten di pegunungan tengah Papua yakni Kabupaten Jayawijaya, Yalimo, Tolikara, Puncak Jaya, Ilaga, sampai tembus ke Sinak, Lanny Jaya, Kobakma, Nduga, dan Mbua.

Jembatan Merah Jokowi

Jembatan Holtekamp, Kota Jayapura
Jembatan Holtekamp, di Kota Jayapura yang juga disebut jembatan Youtefa atau jembatan merah Jokowi. (Liputan6.com/Katharina Janur)

Bukan hanya di wilayah pegunungan tengah Papua, penyebutan nama Jokowi juga sering disebut untuk penggunaan nama jembatan Holtekamp yang terletak di Kota Jayapura, ibu kota Provinsi Papua. Masyarakat adat Port Numbay lebih mengenalnya sebagai Jembatan Youtefa.

Jembatan Holtekamp yang didominasi warna merah juga sering disebut sebagai jembatan Jokowi.

"Jembatan ini ada berkat Jokowi. Kita lebih mudah menempuh perjalanan dari Kota Jayapura ke Kabupaten Keerom atau ke wilayah perbatasan dengan Papua Nugini dengan adanya jembatan ini. Tadinya jarak Kota Jayapura ke perbatasan 2,5 jam perjalanan. Mungkin dengan adanya jembatan ini bisa 1 jam saja," kata Musa Itaar, warga Kampung Tobati yang lokasinya berada di bawah jembatan ini.

Jembatan Holtekamp membentang sepanjang 1.328 meter di atas Teluk Youtefa. Jembatan yang dibangun dengan dana APBN, APBD Kota Jayapura dan APBD Provinsi Papua diyakini Jokowi dapat mendorong pengembangan daerah Skouw, Distrik Muara Tami yang saat ini sedang dikembangkan sebagai pusat ekonomi baru di perbatasan.

"Jembatan ini juga bisa menjadi lokasi wisata air dan menarik wisatawan berkunjung," kata Jokowi saat melihat pembangunan jembatan pada April 2018 lalu.

Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano yakin jembatan Youtefa juga menjadi ikon baru untuk Papua dan menjadi kebanggaan masyarakat di tanah Papua.

"Jembatan Youtefa akan meningkatkan konektivitas dari Kota Jayapura menuju Distrik Muara Tami dan wilayah perbatasan, serta menjadi solusi permasalahan kepadatan penduduk di Kota Jayapura," jelas Benhur.

Rencananya, jembatan ini akan diresmikan pada Juli 2019. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat meninjau lokasi pembangunan jembatan pada awal April lalu menyebutkan konstruksi jembatan sudah selesai dan masih menyelesaikan jalan pendekat jembatan ke Skouw yang masih kurang 7 km lagi belum diaspal.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya