Diduga Kelelahan, Saksi Pemilu 2019 di Banyuwangi Meninggal Dunia

Awalnya, Mashuri sedang melaksanakan tugas menyaksikan penghitungan surat suara Pemilu 2019 di TPS 9 Desa/Kecamatan Kabat.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 18 Apr 2019, 15:01 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2019, 15:01 WIB
Diduga Kelelahan Pemilu 2019, Saksi di Banyuwangi Meninggal Dunia
Mashuri, (43), warga Dusun Mantren, Desa/Kecamatan Kabat meninggal usai menjadi saksi Pemilu 2019. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Banyuwangi - Diduga mengalami kelelahan, seorang saksi partai dalam Pemilu 2019 di Kabat, Banyuwangi, meninggal dunia, Rabu, 17 April 2019. Dia adalah Mashuri (43), warga Dusun Mantren, Desa/Kecamatan Kabat, Banyuwangi. Sebelum meninggal, Mashuri diketahui muntah-muntah di TPS tempatnya menjadi saksi Pemilu 2019.

Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Awalnya, Mashuri sedang melaksanakan tugas menyaksikan penghitungan surat suara Pemilu 2019 di TPS 9 Desa/Kecamatan Kabat. Tiba-tiba dia mengeluh sesak nafas. "Selanjutnya korban keluar (dari TPS), muntah-muntah," kata Eko Wahyudi, salah seorang warga yang juga menjadi saksi di TPS tersebut.

Setelah muntah, lanjut Eko Wahyudi, Mashuri kemudian terlihat pulang ke rumah. Sekitar pukul 15.00 WIB, Mashuri dikabarkan meninggal dunia. Informasi yang berkembang, saat istirahat siang dia sempat meminum obat.

Kapolsek Kabat, AKP Supriyadi, membenarkan kejadian tersebut. Menurut dia, sebelum pulang, Mashuri sempat mengeluh dadanya sakit. Korban juga sempat memberikan kartu mandat saksi kepada temannya.

Sesampai di rumah, ucap Supriyadi, Mashuri meminta istrinya untuk membelikan es untuk ditempelkan di dadanya yang sakit. Dia juga menyuruh istrinya membelikan soda. Setelah minum soda, dia pamit istirahat di kamar kepada istrinya.

"Beberapa saat kemudian istrinya melihat korban ke kamar, dan setelah dilihat, korban sudah tidak bernyawa," jelas Supriyadi.

Istri Mashuri kemudian berteriak memanggil keluarganya. Warga pun melaporkan kejadian ini ke polisi. Petugas Polsek Kabat kemudian mendatangi TKP bersama petugas medis dari Puskesmas Kabat. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan ke tubuh korban.

Keluarga korban menolak dilakukan autopsi pada korban. Mereka legawa menerima kejadian itu. Hasil pemeriksaan medis tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. "Hasil pemeriksaan medis diduga korban kecapaian dan mengalami serangan jantung," jelas mantan Kapolsek Kalipuro ini.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya