Liputan6.com, Soppeng - Kalimpau, begitulah masyarakat di Tanah Bugis menyebutnya. Konon, Kalimpau merupakan satu dari sekian banyak makhluk gaib yang paling ditakuti di Sulawesi Selatan.
Alasan mengapa Kalimpau ditakuti karena menurut legenda Kalimpau senang menculik dan menyembunyikan orang disuatu tempat dalam jangka waktu tertentu.
"Kalau diculik dan disembunyikan oleh Kalimpau pasti tidak jauh-jauh. Biasanya di atas pohon," kata salah seorang tokoh masyarakat di Kabupaten Soppeng, Andi Halim, Kamis (11/7/2019) petang.
Advertisement
Baca Juga
Dari cerita yang diwariskan secara turun temurun, orang yang disembunyikan oleh Kalimpau itu bisa melihat orang yang mencarinya. Sebaliknya, orang yang mencari tidak akan bisa melihat korban Kalimpau.
"Orang yang disembunyikan itu bisa melihat orang yang mencarinya tapi yang mencarinya tidak melihat korban Kalimpau tersebut," Halim menjelaskan.
Hingga kini tidak ada yang mengetahui persis bagaimana wujud Kalimpau. Bahkan orang-orang yang pernah diculik oleh Kalimpau pun tidak tahu wujud makhluk gaib itu seperti apa.
"Saya pernah tanya sama orang yang diculik oleh Kalimpau dia mengaku tidak tahu. Makanya sampai sekarang tidak ada yang tau persis wujudnya seperti apa," ucapnya.
Aksi Kalimpau
Di awal tahun 2018 lalu, Kalimpau sempat beraksi di Bulu Dongi, Desa Pesse, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Korbannya adalah seorang kakek berusia 75 tahun bernama Nurdin alias Lahedding.
Lahedding saat itu hendak menuju rumah anaknya dengan berjalan kaki melintasi kawasan hutan adat. Jarak rumah Lahedding menuju rumah anaknya sekitar 2 kilometer.
"Dia hilang secara misterius waktu itu, warga percaya dia diculik Kalimpau," ucap Halim.
Lamade, warga lainnya, mengatakan bahwa kawasan hutan adat itu memang banyak menyimpan cerita mistis. Biasanya warga yang masuk ke dalam kawasan itu akan tersesat dan sulit keluar.
"Kalau tidak salah ingat dia hilang selama tiga hari dua malam, Satpol PP dan Tim Reaksi Cepat Basarnas Soppeng berusaha mencari keberadaan Lahedding," ucap Lamade.
Selama proses pencarian sejumlah tim yang berusaha mencari keberadaan Lahedding di hutan adat itu bahkan sempat kesurupan. Hingga akhirnya paranormal dilibatkan untuk mencari keberadaan pria tua itu.
"Ada tiga sampai empat orang pencari keberadaan Lahedding itu kesurupan. Orang pintar yang terlibat dalam proses pencarian bahkan kesulitan menghadapi Kalimpau ini," jelas Lamade.
Simak video pilihan berikut:
Advertisement
Pengakuan Korban Kalimpau
Tim Reaksi Cepat Basarnas Kabupaten Soppeng yang mencari keberadaan Lahedding alias Nurdin (75) berhasil menemukan kakek itu di semak-semak yang berada tak jauh dari rumahnya.
"Iya kita berhasil menemukan korban dan langsung membawanya ke Rumah Sakit untuk mengecek kondisi kesehatannya," kata Kepala Basarnas Kabupaten Soppeng, Andi Sultan usai mengevakuasi Lahedding saat itu.
Lahedding sendiri kala itu terlihat sehat usai ia hilang selama tiga hari dua malam secara misterius. Lahedding mengaku selama itu ia seperti berada di alam lain.
"Saya merasa ada di alam lain. Di sana saya dijamin makan dan minum setiap hari," aku Lahedding.
Saat ditanya tentang wujud makhluk gaib yang menculik dan menyembunyikannya Lahedding mengaku tidak mengetahuinya.
"Saya tidak tahu, karena dia seperti menyekap saya dan menahan mulut saya untuk tidak berbicara. Saya melihat orang yang mencari saya tapi setiap saya berusaha memanggil mereka saya tidak bisa bicara," bebernya.
Â