Aplikasi Ini Jamin Keamanan Mahasiswa Baru UGM, Begini Cara Kerjanya

Ghilman memaparkan penggunaan aplikasi ini cukup sederhana, civitas akademika hanya perlu mengunduh aplikasi ini dari Playstore atau App Store.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 25 Jul 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2019, 17:00 WIB
Bantu
Pusat Keamanan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (PK4L) UGM bekerja sama dengan start up jebolan Creative Hub Fisipol UGM meluncurkan aplikasi yang diberi nama Bantu (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta Pusat Keamanan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (PK4L) UGM bekerja sama dengan start up jebolan Creative Hub Fisipol UGM meluncurkan aplikasi yang diberi nama Bantu, Kamis (25/7/2019). Sesuai namanya aplikasi ini bisa digunakan oleh civitas akademika di lingkungan UGM, khususnya mahasiswa UGM, untuk memanggil bantuan saat berada di kondisi darurat.

"Untuk mahasiswa baru UGM, aplikasi ini bisa jadi upaya menciptakan keamanan bagi mereka dan rasa nyaman untuk orangtua mahasiswa," ujar Arif Nurcahyo, Kepala PK4L UGM, dalam jumpa pers.

Ia memiliki alasan khusus menerima tawaran kelompok mahasiswa yang ingin mengembangkan aplikasi ini. Sudah lima bulan terakhir, kantornya menjadi unit laboratorium pengembangan Bantu.

Arif mengungkapkan PK4L sebenarnya sudah melakukan standar pelayanannya selama ini di bidang keamanan dan keselamatan. Namun, keberadaan aplikasi ini membuat para anggotanya menjadi tertantang untuk melek teknologi.

Ia memiliki 380 personel PK4L yang terbagi ke dalam beberapa lini penjagaan. Petugas operasional terdiri dari 75 orang yang terbagi dalam tiga shift atau sebanyak 25 personel PK4L yang bertugas di operasional.

"Dari 25 orang itu sampai saat ini baru sekitar 50 persen yang melek teknologi, jadi dari tim pengembang Bantu juga ikut terus menyosialisasikan hal ini kepada para petugas," ucapnya.

Menurut Arif, aplikasi yang sudah bisa diunduh ini masih terus menyesuaikan diri secara teknis. Tim pengembang juga konsisten menyosialisasikan cara kerja dan penggunaan aplikasi ini kepada para petugas PK4L.

Ia juga menyebutkan selama ini kasus yang pernah ditangani PK4L, antara lain, kecelakaan sepeda motor rata-rata terjadi satu kali sehari, warga masyarakat yang terkena stroke atau serangan jantung saat lari di GSP UGM, serta pencurian helm dan sepeda.

"Jadi ada atau tidak ada aplikasi ini kami sudah bekerja, hanya saja teknologi melalui aplikasi ini akan membuat lebih efektif dan efisien karena bisa langsung terhubung," kata Arif.

 

Empat Layanan Utama

Bantu
Pusat Keamanan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (PK4L) UGM bekerja sama dengan start up jebolan Creative Hub Fisipol UGM meluncurkan aplikasi yang diberi nama Bantu (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Aplikasi Bantu memiliki empat layanan utama, yakni keamanan, medis, pemadam kebakaran, dan otomotif.

"Ketika civitas akademika mengalami kondisi darurat, mereka bisa langsung mengakses layanan yang ada di aplikasi Bantu," ujar Ghilman Nafadza Hakim, ketua tim pengembang Bantu.

Ia menyebutkan ada tiga produk Bantu, yakni aplikasi user yang bisa diunduh oleh civitas akademika UGM, aplikasi hero yang digunakan oleh personel PK4L, dan superhero dashboard yang diletakkan di empat pos, yakni pusat CCTV, pemadam kebakaran, sektor timur, dan sektor utara.

Ghilman menuturkan aplikasi ini hanya bisa digunakan di wilayah kampus UGM dengan radius lima kilometer. Meskipun demikian, ia tidak menutup kemungkinan aplikasi ini bisa dikembangkan lebih luas lagi jika pemerintah ingin bekerja sama.

Aplikasi ini juga memiliki fitur pendukung berupa nomor kedaruratan untuk wilayah DIY, berita sekitar UGM, dan Lost and Found. Fitur nomor kedaruratan dibuat untuk civitas akademika yang sedang membutuhkan layanan kedaruratan namun tidak berada di lingkungan UGM. Nomor kedaruratan terdiri atas nomor rumah sakit, pemadam kebakaran, dan kantor polisi se-provinsi DIY yang ditampilkan berdasarkan kedekatan dengan lokasi pengguna.

Fitur berita sekitar UGM berfungsi untuk memberikan informasi terkait keadaan di sekitar UGM, sedangkan fitur lost and found berfungsi sebagai media pelaporan civitas akademika apabila kehilangan atau menemukan barang.

 

Cara Pakai Bantu

Bantu
Pusat Keamanan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (PK4L) UGM bekerja sama dengan start up jebolan Creative Hub Fisipol UGM meluncurkan aplikasi yang diberi nama Bantu (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Ghilman memaparkan penggunaan aplikasi ini cukup sederhana, civitas akademika hanya perlu mengunduh aplikasi ini dari Playstore atau App Store. Setelah itu, pengguna login menggunakan akun Gmail atau Facebook serta memasukan nomor ponsel yang diverifikasi menggunakan kode OTP.

Aplikasi Bantu yang sudah aktif bisa dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Misal, pengguna membutuhkan layanan keamanan, dapat langsung menulis deskripsi dan melampirkan foto kejadian, lalu melaporkannya. Sistem akan menghubungkan dengan hero terkdekat dari lokasi kejadian.

Apabila laporan telah diterima hero, maka pengguna dapat mengirim pesan ke hero atau menelepon. Pengguna juga dapat mengetahui posisi realtime hero. Setelah hero sampai ke lokasi kejadian dan memberikan bantuan yang dibutuhkan, pengguna dapat memberikan rating terhadap bantuan yang telah diberikan oleh hero.

"Rata-rata waktu order sampai direspons sekitar satu menit dan kami menyiapkan kemungkinan hero tidak merespons sampai lima kali, setelah itu otomatis terhubung ke superhero," ucap Ghilman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya