Kekeringan Meluas, BPBD Jabar Pasok 1,7 Juta Liter Air Bersih

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat menyalurkan 1.799.000 liter air bersih ke sejumlah daerah terdampak kekeringan akibat kemarau.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 06 Agu 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2019, 21:00 WIB
bogor
Warga Desa Weninggalih, Kecamatan Jonggol, Bogor sedang antre air bersih bantuan dari TNI, Jumat (2/8/2019). Wilayah tersebut sudah mengalami krisis air bersih sejak dua bulan terakhir. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bandung - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat menyalurkan 1.799.000 liter air bersih ke sejumlah daerah terdampak kekeringan akibat kemarau.

"Distribusi air bersih terus diintensifkan untuk warga yang terdampak kekeringan. Selain itu, kita juga berkoordinasi dengan KSDA dan Dinas Pertanian untuk menyalurkan air pada sawah yang terdampak kekeringan," kata Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Provinsi Jawa Barat, Budi Budiman Wahyu, Selasa (6/8/2019).

Budi mengatakan, pasokan air bersih ke sejumlah daerah terdampak kekeringan telah dilakukan sejak awal Juli lalu. Pihaknya mencatat, hingga 5 Agustus 2019, sebanyak 171 kecamatan di 20 kota/kabupaten Jabar mengalami dampak kekeringan pada musim kemarau ini.

Sebanyak 20 kota/kabupaten terdampak kekeringan tersebut adalah Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kota Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Garut.

Jumlah tersebut, lanjut Budi, meningkat dibandingkan pada Juli lalu. Pada bulan lalu, wilayah yang terdampak kekeringan baru meliputi 12 kota/kabupaten di Jawa Barat.

"Untuk data terbaru hingga 5 Agustus, jumlah terdampak kekurangan air bersih meliputi 166.957 Kepala Keluarga, 374 desa dan 20.621,57 hektar lahan terdampak kekeringan," ujarnya.

Budi menambahkan, kekeringan lahan pertanian terutama areal sawah banyak terjadi di persawahan dengan karakter tadah hujan.

"Untuk yang irigasi sejauh ini kita belum dapat laporan, artinya masih aman," kata Budi.

Selain itu, dua daerah di Jabar yakni Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Indramayu telah menetapkan status siaga darurat kekeringan.

Sementara itu, Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Bandung menyatakan, untuk Jawa Barat, periode musim kemarau datang pada bulan Juni dengan terlebih dahulu masuk di wilayah sekitar pantura, kemudian bergerak ke arah selatan.

"Puncak musim kemarau terjadi pada bulan Agustus-September dengan karakteristik suhu udara dingin dan kering," ujar Kepala BMKG Stasiun Bandung Toni Agus Wijaya.

 

Simak video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya