Pencari Ikan dan Beruang Sama-Sama Terkejut Saat Berpapasan, Berujung Duel Sengit

Seorang pencari ikan diserang beruang saat meninggalkan sungai di Kampar. Ada sekitar setengah jam korban bertarung melawan beruang.

oleh M Syukur diperbarui 05 Sep 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2019, 17:00 WIB
Pencari ikan diserang beruang usai menjalani operasi di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru.
Pencari ikan diserang beruang usai menjalani operasi di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Anisman mulai siuman setelah menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Ahmad, Pekanbaru. Suaranya masih pelan karena menahan sakit akibat sejumlah luka gigitan dan cakaran beruang.

Pria 45 tahun ini diserang beruang usai mencari ikan di Desa Tanjung Karang, Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau. Ada dua kali Anisman diserang beruang yang sama dengan jeda waktu sekitar 15 menit.

Ditemui di ruang perawatan RSUD, Anisman menceritakan, Rabu petang, (4/9/2019), dirinya mencari ikan bersama temannya bernama Darlis di sungai pinggir hutan desa itu. Karena tangkapan sudah ada, Anisman dan temannya berniat pulang.

Anisman naik ke daratan perbukitan, di mana Darlis berada di depan. Di tengah jalan, keduanya berpapasan dengan beruang. Mereka sama-sama terkejut, hingga akhirnya beruang mengejar Darlis.

"Teman saya dikejar pertama, dia berhasil meloloskan diri. Tinggal saya sendiri, kemudian dikejar oleh beruang," ucap Anisman saat ditemui Liputan6.com, Kamis (5/9/2019).

Tak bisa melarikan diri, pertarungan Anisman tak terelakkan. Dengan cepat beruang mencakar tangan dan berusaha menggigit kepalanya. Anisman menangkis gigitan itu dengan tangannya.

Beberapa menit kemudian, beruang tadi meninggalkan Anisman yang sudah lemas. Anisman lalu bangkit mencari pertolongan dan berteriak minta tolong.

Ketika berjalan gontai, beruang yang sama keluar lagi dari semak-semak. Pertarungan kedua berlangsung hampir 15 menit. Anisman berusaha menendang beruang yang ingin menggigit dan mencakar kepalanya.

"Kaki saya menahan badan beruang, tangan saya di mulutnya. Mau saya koyak mulut beruang itu tidak bisa, karena sudah tidak ada tenaga, hampir setengah jam seranganya," cerita Anisman.

Anisman bersyukur karena beruang itu akhirnya pergi. Tak lama kemudian, Darlis datang bersama masyarakat dan keluarga, lalu membawanya ke Puskesmas setempat.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Patah Tulang

Beruang yang pernah diselamatkan warga dan dievakuasi ke kantor BBKSDA Riau.
Beruang yang pernah diselamatkan warga dan dievakuasi ke kantor BBKSDA Riau. (Liputan6.com/M Syukur)

Anisman akhirnya dirujuk ke RSUD Arifin Ahmad untuk dioperasi. Kini, Anisman masih dikontrol intensif oleh dokter dan sudah dirontgen karena kaki kanannya patah.

"Beruangnya tidak besar kali, tapi kukunya itu tajam sekali, kuat beruang itu," ucap Anisman.

Menurut Anisman, pertemuannya dengan beruang baru pertama kali itu seumur hidup. Selama ini, Anisman mengaku tidak pernah masuk hutan dan hanya mencari ikan di pinggirnya saja.

"Ada sungai di situ, gak pernah ketemu dengan beruang. Sekali bertemu, kayak gini. Makanya melawan dari pada saya mati begitu saja," terang Anisman.

Direktur RSUD Arifin Ahmad dr Nuzelly menyebut pasien serangan beruang itu sudah dirawat dokter bedah. Kondisi pasien usai dioperasi terpantau stabil dan mulai membaik.

Hasil pemeriksaan, sebut Nuzelly, beberapa bagian badan Anisman ada luka cakaran. Di kepalanya juga bekas gigitan serta cakaran yang mengakibatkan luka robek cukup dalam.

"Tadi sudah dirontgen juga, ada patah di kaki kanan, tulang kecilnya. Mudah-mudahan bisa membaik, pulih sehingga bisa pulang," jelas Nuzelly.

Jika sudah stabil, Anisman akan menjalani pemeriksaan lanjutan. Langkah ini untuk mendiagnosa kemungkinan adanya penyakit lain setelah serangan beruang ini.

"Mana tahu ada penyakit lainnya, intinya akan ditangani secara komprehensif," kata Nuzelly.

Beruang Mencari Ikan

Anak-anak beruang yang diselamatkan warga dan diserahkan ke BBKSDA Riau.
Anak-anak beruang yang diselamatkan warga dan diserahkan ke BBKSDA Riau. (Liputan6.com/M Syukur)

Atas kejadian ini, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau turut prihatin. Tim sudah ke lokasi dan masyarakat di sekitar lokasi kejadian sudah diingatkan agar mengurangi aktivitas di pinggir sungai hutan itu.

"Lokasi penyerangan masuk dalam cagar alam Bukit Bungkuk, di sana memang habitat beruang," kata Kepala Bidang Teknis BBKSDA Riau Mahfud.

Menurut Mahfud, beruang keluar dari hutan dan mendekati sungai itu sudah biasa. Apalagi saat musim kemarau, di mana pakan di tengah hutan sulit dicari sehingga beruang juga mencari ikan.

"Ikan juga merupakan salah satu makanan beruang. Serangan diduga terjadi karena beruang kaget dan korban juga kaget. Ada gerakan tiba-tiba sehingga beruang menyerang," sebut Mahfud.

Mahfud menduga beruang yang menyerang itu masih muda. Bisa jadi, beruang tadi mulai memasuki musim kawin atau masa puberitas sehingga hormonnya meningkat dan lebih agresif.

"Untuk saat ini, tim masih di lokasi. Belum ada laporan temuan jejak beruang, tapi Masya sudah diperingatkan jangan bereaksi berlebih ketika berhadapan dengan beruang karena bisa diserang," ucap Mahfud.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya